Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Balon bertenaga surya yang diterbangkan ke stratosfer Bumi telah menangkap rentetan suara misterius . Sampai saat ini, para peneliti belum tahu dari mana asal suara misterius tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebisingan yang terdeteksi instrumen khusus di ketinggian 2.133 meter di atas permukaan laut dikenal sebagai infrasonik karena punya nada sangat rendah sampai-sampai tak terdengar oleh telinga manusia. Di antara gelombang suara frekuensi rendah lain termasuk guntur, gelombang laut, peluncuran roket, turbin angin, dan pesawat, infrasonik aneh ini belum dijelaskan dari mana dia berasal.
“Di stratosfer, ada sinyal infrasonik misterius yang terjadi beberapa kali per jam pada beberapa penerbangan, tetapi sumbernya sama sekali tidak diketahui,” ujar Daniel Bowman, pemimpin penelitian yang merupakan seorang ilmuwan senior dari Sandia National Laboratories di New Mexico, AS, sebagaimana dikutip Live Science.
Stratosfer sendiri berada di ketinggian 14,5 km hingga 50 km di atas permukaan Bumi . Stratosfer adalah lapisan atmosfer di atas kita.
ADVERTISEMENT
Stratosfer yang dipenuhi dengan ozon penghalang ultraviolet merupakan tempat yang tenang, dengan sedikit turbulensi. Mayoritas suara di ketinggian ini berasal dari gema frekuensi sangat rendah dari permukaan Bumi.
Balon bertenaga surya telah diluncurkan ilmuwan ke stratosfer sejak 1890-an. Untuk mendeteksi suara di stratosfer, Bowman dan tim membuat rangkaian balon plastik selebar 7 meter, mengikatnya dengan sensor infrasonik yang disebut mikrobarometer. Balon itu kemudian diterbangkan ke udara.
"Balon kami pada dasarnya adalah kantong plastik raksasa dengan debu arang di dalamnya untuk membuatnya gelap. Kami membuatnya menggunakan plastik pelukis dari toko perangkat keras, pita pengiriman, dan bubuk arang dari toko peralatan piroteknik," kata Bowman.
"Saat matahari menyinari balon yang gelap, udara di dalamnya memanas dan menjadi ringan. Tenaga surya pasif ini cukup untuk membawa balon dari permukaan ke ketinggian lebih dari 20 km di langit."
ADVERTISEMENT
Mereka mulai melepaskan balon pertama pada 2016. Setidaknya ada 50 balon yang dikirip ke langit, merekam dentuman dan gemuruh rendah stratosfer. Para peneliti awalnya mulai merekam suara dari letusan gunung berapi. Namun mereka juga mempelajari suara lain yang terekam. Ilmuwan melacak pergerakan balon dengan mengandalkan GPS.
Selama penerbangan inilah para peneliti menangkap suara gemuruh rendah dan berulang dengan sumber yang tidak dapat dilacak. Ilmuwan menduga suara-suara rendah ini berasal dari turbulensi di atmosfer yang sebelumnya tidak terlacak. Namun, ini harus dipastikan karena masih bersifat dugaan.
Para peneliti mengatakan akan terus menyelidiki suara di stratosfer, melacak lebih banyak suara ke titik asalnya dan mempelajari variabilitasnya di seluruh musim di berbagai wilayah dunia.
ADVERTISEMENT