Ilmuwan Ungkap Alasan Banyak Tikus Keliaran Saat Manusia Karantina Cegah Corona

8 April 2020 17:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tikus  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi virus corona SARS-CoV-2 memaksa orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan physical distancing dan tetap berada di rumah. Namun, di saat manusia mengurung diri dan karantina di rumah, para tikus justru berkeliaran di luar.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah tempat publik seperti restoran dan bar ditutup di kota New Orleans, AS, para tikus dilaporkan mulai keluar dari persembunyiannya. Bagi masyarakat awam, fenomena ini bisa jadi membingungkan.
Tapi, untuk para ahli ilmu tikus atau rodentologi, fenomena ini sangat wajar. Sebab, karantina dan physical distancing yang dilakukan manusia membuat pasokan makanan untuk tikus dari sampah manusia menjadi berkurang. Oleh karena itu, tikus-tikus ini mencari makannya sendiri.
"Ketika kamu memiliki koloni tikus di blok yang bergantung pada sampah wisatawan dan banyak sampah di malam hari, itu mungkin di Wahsington DC, itu bisa menjadi New York, di mana pun tempat tikus bergantung pada pemberian yang mudah, dan itu menghilang, maka mereka tidak tahu harus berbuat apa," kata Robert Corrigan, ahli rodentologi, dikutip BBC.
ilustrasi tikus Foto: shutterstock
Senada dengan Corrigan, Claudia Riegel, seorang dewan penanganan hama di kota New Orleans, mengatakan bahwa "tikus-tikus ini kelaparan."
ADVERTISEMENT
Karantina dan physical distancing yang dilakukan manusia mungkin sangat menyebalkan bagi tikus karena mereka kehilangan sumber penyedia makanan dari tempat publik seperti restoran, bar, dan hotel. Meski demikian, mereka setidaknya masih memiliki satu sumber pemasok makanan dari sampah rumah tangga yang tetap aktif di kala manusia tidak keluar rumah.
Hal tersebut membuat Asosiasi Teknisi Hama Nasional (National Pest Technicians Association) di Inggris memperingatkan orang-orang bahwa "penutupan sekolah, pub, restoran, hotel, tempat wisata dan tempat-tempat umum lainnya untuk menegakkan jarak sosial akan memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan".
Faktanya, tikus adalah binatang yang pintar beradaptasi. Menurut Corrigan, tikus bisa berada di mana saja.
Ilustrasi tikus. Foto: jarleeknes via Pixabay
"Tikus yang kelaparan dapat berkeliaran cukup jauh dan berakhir di lingkungan yang sama sekali berbeda yang sebelumnya tidak mereka tempati", ungkap Corrigan kepada BBC.
ADVERTISEMENT
"Jika kamu tidak memeriksanya dengan alat-alat (pengendalian hama) itu, mereka bisa berakhir di dalam rumah atau kamar seseorang atau dengan anak-anak, atau di dalam panti jompo, atau rumah sakit," sambungnya.
Corrigan sendiri memperingatkan bahwa tikus dapat membawa 55 penyakit yang berbeda, meski belum ada bukti bahwa tikus juga membawa penyakit COVID-19. Mereka juga dapat menggerogoti alat listrik yang bisa menyebabkan kebakaran rumah. Tikus bukanlah binatang yang manusia inginkan berada di sekitar mereka.
Oleh karena itu, Corrigan menyarankan, penting untuk manusia melengkapi diri mereka dengan perangkap tikus dan menutup semua lubang tempat mereka masuk rumah. Dengan strategi tersebut, tak hanya rumah kamu aman dari tikus, tetapi mereka juga bakal menyesuaikan populasi mereka sendiri dengan kanibalisme karena kekurangan makanan.
ADVERTISEMENT
"Tikus-tikus ini akan sepenuhnya memakan setiap potongan daging dari korban (kanibalisme) mereka," pungkas Corrigan.
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!