Indonesia Terancam Kesulitan Tanam Kopi Terbaik karena Perubahan Iklim

1 Februari 2022 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani menjemur biji kopi arabika Gayo di pinggiran Danau Laut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani menjemur biji kopi arabika Gayo di pinggiran Danau Laut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia, dan sejumlah negara wilayah garis khatulistiwa lainnya Kolombia, Brasil hingga Vietnam terancam kehilangan lahan subur untuk ditanami kopi. Para ahli dari Universitas Zurich mengingatkan potensi berkurangnya lahan untuk kebun kopi khususnya arabika, alpukat hingga kacang mete.
ADVERTISEMENT
Para peneliti dalam studinya tersebut menampilkan ilustrasi bagaimana lahan subur di daerah khatulistiwa akan sangat kritis karena perubahan iklim di tahun 2050.
Lahan subur di satu tempat akan hilang dan kemungkinan bisa berpindah ke tempat baru. Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One ini mereka lakukan demi menyelamatkan masa depan petani-petani kopi di dunia.
Roman Grüter dan rekan-rekan peneliti lain dalam tim melihat kopi, kacang mete dan alpukat begitu esensial. Mereka menganggap, tanaman tersebut penting bagi kelangsungan hidup petani skala kecil tropis.
"Langkah-langkah adaptasi dapat mencakup upaya pemuliaan tanaman untuk varietas yang lebih baik, beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi atau kekeringan dan dalam kasus kopi, penggantian arabika dengan kopi robusta di daerah tertentu," tulis para penulis mengutip Daily Mail.
Wilayah tanam kopi di dunia terancam. Foto: Dok. University of Zurich via Daily Mail
Wilayah tanam kopi di dunia terancam. Foto: Dok. University of Zurich via Daily Mail
Kopi merupakan komoditas yang paling rentan--lebih rentan dari alpukan dan kacang mete. Tanaman ini sangat sensitif terhadap suhu. Hampir semua kopi khususnya arabika tak bisa ditanam di daerah bersuhu panas dan dataran rendah, atau di daerah yang melewati batas garis lintang dari daerah tumbuhnya.
ADVERTISEMENT
Jika perubahan iklim makin besar, maka petani akan sangat sulit sekali mencari lahan dengan suhu dan ketinggian ideal untuk berkebun. Kemungkinan daerah tumbuh akan bergeser.
Karena terbatasnya lahan akibat pemanasan global, bisa jadi  di tahun 2050 mendatang, kopi menjadi komoditas yang mewah, tidak terjangkau bagi banyak orang. Kopi dijual kepada mereka yang mampu mendapatkannya ketimbang jadi minuman sehari-hari.
Kembali lagi ke penelitian. Dalam studi ini, tim menggabungkan proyeksi perubahan iklim dan faktor tanah untuk melihat seberapa cocok daerah yang berbeda untuk tumbuh pada tahun 2050.
Tim menemukan bahwa beberapa daerah akan menjadi lebih cocok, dan beberapa kurang cocok, untuk masing-masing dari tiga tanaman antara sekarang dan 2050. Daerah tersebut misalnya Argentina, AS dan beberapa wilayah di China.
ADVERTISEMENT
Penting bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang berlangsung di daerah tropis, termasuk mensubstitusi kultivasi atau tanaman dengan jenis spesifik ke wilayah berbeda.
Namun ada yang lebih penting lagi, yakni teknik mitigasi alternatif lain, termasuk mengembang biakkan spesies baru kopi, alpukat, dan kacang mete yang dapat tumbuh di suhu yang lebih tinggi dan lebih sedikit air.