Ini 4 Faktor Penyebab Banjir Bandang di Kabupaten Bandung

13 Februari 2019 7:17 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir di Bandung. Foto: Antara/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di Bandung. Foto: Antara/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Kompleks perumahan Jati Endah Regency di Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diterjang banjir bandang pada Sabtu 9 Februari lalu. Banjir tersebut disebabkan oleh ambrolnya tanggul Sungai Cinambo yang tidak kuat menahan kenaikan debit air akibat intensitas curah hujan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan bahwa daerah yang terdampak banjir bandang merupakan lembah dari Sungai Cinambo dengan kemiringan lereng sedang – terjal. Daerah bencana itu berada pada ketinggian 654 – 695 mdpl.
Selain itu, berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah pada Bulan Februari 2018 di Kabupaten Bandung (Badan Geologi), daerah bencana terletak pada daerah dengan potensi terjadi gerakan tanah menengah – tinggi, yang artinya daerah itu mempunyai potensi menengah - tinggi untuk terjadi gerakan tanah.
“Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali,” papar PVMBG dalam siaran persnya.
Banjir di Kabupaten Bandung. Foto: Antara/Novrian Arbi
ADVERTISEMENT
Menurut PVMBG, secara kronologi banjir bandang di Kabupaten Bandung ini terjadi akibat jebolnya tanggul yang kemudian aliran airnya membawa bahan rombakan yang terus menggerus pondasi tanggul dan lalu merusak pemukiman pemukiman warga.
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, PVMBG kemudian mengidentifikasi bahwa secara umum ada empat faktor penyebab banjir bandang yang membawa material lumpur di Kabupaten Bandung itu.
Faktor pertama menurut PVMBG adalah “curah hujan dengan intensitas tinggi lebih kurang selama dua jam sebelum kejadian banjir bandang pada kurang lebih pukul 22.00 WIB.”
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG Tony Agus Wijaya juga mengatakan hal serupa, bahwa hujan lebat tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Kabupaten Bandung.
ADVERTISEMENT
“Karena saat itu terjadi curah hujan 59 mm/hari, kategori hujan lebat. Yaitu lebih dari 50 mm/hari,” ujar Tony saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (11/2/2019).
Sementara faktor kedua yang menyebabkan banjir bandang ini, menurut PVMBG, adalah karena “lebar sungai yang sempit, kurang dari 2 meter, pada lokasi jebolnya tanggul.” Lebar sungai yang sempit ini menyebabkan tanggul “tidak mampu menampung peningkatan debit air sungai yang terjadi secara tiba-tiba.”
Adapun faktor ketiga penyebab banjir bandang ini adalah “tidak kuatnya dinding penahan sungai yang kemudian ambrol karena terjadinya peningkatan debit sungai dan adanya dinding beton yang menutup sebagian alur sungai.”
Banjir di Kabupaten Bandung. Foto: Antara/Novrian Arbi
Terakhir, faktor keempat, adalah karena pemukiman yang berada dekat alur sungai “berada pada alur morfologi lembah dengan posisi relatif lebih rendah dibandingkan lokasi jebolnya dinding penahan sungai.”
ADVERTISEMENT
Atas kejadian ini PVMBG kemudian menyarankan agar pemerintah setempat segera memperbaiki dinding penahan sungai dengan pondasi yang lebih kuat dan sesuai dengan kaidah geologi teknik. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi kembali terjadinya banjir bandang karena potensi curah hujan di wilayah tersebut pada bulan ini masih cukup tinggi.