Ini Detail Penampakan Kawah Tergelap di Bulan yang Terungkap oleh AI

4 Oktober 2021 14:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Bulan yang diambil remaja 16 tahun bernama Prathamesh Jaju. Foto: Prathamesh Jaju via Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Foto Bulan yang diambil remaja 16 tahun bernama Prathamesh Jaju. Foto: Prathamesh Jaju via Instagram
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, tidak ada sisi gelap di Bulan. Cuma hanya ada titik-titik hitam yang menyelimuti permukaan -khususnya di dasar kawah yang tidak pernah terjangkau oleh sinar Matahari di manapun Bulan berada.
ADVERTISEMENT
Daerah tersebut telah menarik minat para ilmuwan selama beberapa dekade terakhir. Yang pasti, kata peneliti, karena kurangnya paparan sinar Matahari, suhu di dalam ruang gelap itu kemungkinan lebih rendah sehingga materialnya terus membeku.
Dengan kata lain, mungkin ada air di dalam kawah tersebut, dan air bisa menjadi sumber kehidupan bagi misi luar angkasa ke Bulan di masa depan.
Kendati begitu, kurangnya sinar Matahari menandakan bahwa tempat tersebut sulit untuk dijangkau, termasuk melihat apa yang ada di dasar kawah. Saat misi bulan NASA, LCROSS, mencoba menembakkan proyektil ke kawah Cabeus, mereka menganalisis awan debu yang dihasilkan dan mendeteksi jumlah air relatif tinggi di bawah kawah tersebut.
Gambar kiri menunjukkan gambar yang diambil oleh LRO, di mana interiornya hampir tidak terlihat. Gambar kanan menunjukkan gambar yang sama setelah diproses dengan HORUS. Foto: NASA/MPS/University of Oxford
Namun, sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan secara langsung air macam apa yang ada di kawah tersebut. Peneliti bilang, kendati kawah sangat gelap, bukan berarti sinar Matahari tidak pernah menembus ke lapisan dasar.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ketika kawah tidak tersinari Matahari secara langsung, beberapa sinar yang dipantulkan dari bukit di dekatnya masih bisa menembus ke dasar kawah.
Dalam beberapa kesempatan, para ilmuwan mencoba mengambil gambar salah satu kawah dengan memanfaatkan cahaya yang dipantulkan. Sayang, hasil jepretan masih terlalu noise atau kasar, sehingga tidak menampilkan detail apa pun.
Untuk mendapatkan gambar lebih baik, baru-baru ini para ilmuwan di Max Planck Institute untuk Solar System Research (MPS), Jerman, mengembangkan teknik baru. Mereka menggunakan algoritma AI yang disebut Hyper-effective nOise Removal U-net Software (HORUS).
Beberapa kawah di kutub selatan bulan yang merupakan bagian dari penelitian. Foto: MPS/University of Oxford/NASA/FDL/SETI Institute
Tujuan utama HORUS adalah untuk membersihkan gambar kasar dari dasar kawah yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa lain, seperti Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Selain menghilangkan noise, software juga harus mengoreksi faktor lain seperti pergerakan LRO itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, para peneliti menggunakan 70.000 gambar dari LRO untuk mengkalibrasi perangkat lunak yang kemudian dilepaskan ke 17 daerah gelap yang berbeda di kutub selatan Bulan. Arena terbesar yang dipelajari sekitar 54 km persegi, sedangkan yang terkecil hanya 0,18 km persegi.
Dengan menggunakan HORUS, citra dasar kawah dapat ditampilkan lebih detail. Sayangnya, foto-foto yang dihasilkan tidak bisa menunjukkan bukti langsung adanya air di dasar kawah.
Namun, jika astronaut menjalani misi ke Bulan dan ingin mencari air di bawah kawah, pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui medan seperti apa yang mereka masuki. Mendefinisikan medan adalah salah satu kemampuan HORUS, di mana para peneliti bisa melihat fitur geologis sejauh beberapa meter yang berpotensi berbahaya bagi pendaratan atau penjelajahan.
ADVERTISEMENT
Ini adalah langkah pertama untuk menjelajahi bagian sisi gelap Bulan. Semoga saja, suatu hari nanti manusia dapat menjelajahi daerah-daerah tersebut dengan aman. Lebih bagus lagi, kalau astronaut menemukan sumber penting bagi kehidupan di Bumi.