Irwandi Jaswir Dipercaya Bangun Industri Halal di Arab Saudi

11 Mei 2019 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Profesor Irwandi Jaswir. (Foto: Irwandi Jaswir/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Profesor Irwandi Jaswir. (Foto: Irwandi Jaswir/Facebook)
ADVERTISEMENT
Seorang profesor dan ilmuwan terkemuka Indonesia, Irwandi Jaswir, dipercaya oleh pemerintah Arab Saudi untuk ikut membangun industri halal di negara tersebut. Ilmuwan pemenang King Faisal International Prize 2018 itu bercerita kini dirinya diberi tanggung jawab untuk merancang strategi menjadikan negara kaya minyak itu sebagai pemain industri halal terkemuka dunia.
ADVERTISEMENT
Perkembangan industri halal dunia yang sangat pesat dan diperkirakan bernilai lebih dari 3 triliun dolar Amerika Serikat ini, membuat Saudi Arabia kini ikut melirik industri tersebut. Menurut Irwandi, dirinya sudah mulai didekati pemerintah Arab Saudi sejak menerima King Faisal Prize dari Raja Salman tahun lalu.
King Faisal Prize sendiri merupakan hadiah tahunan yang dianugerahkan oleh Yayasan Raja Faisal untuk para tokoh internasional yang berdedikasi memberikan kontribusi perubahan positif. King Faisal Prize ini sering dianggap sebagai Nobel Prize-nya dunia Islam.
“Saat itu, pemerintah Saudi Arabia meminta saya presentasi tentang industri halal global dan peranan apa yang bisa dilakukan oleh Saudi sebagai kiblat Islam sedunia,” ujar Irwandi, sebagaimana dilansir Antara.
“Namun yang intensif sejak beberapa bulan terakhir lewat telepon atau video conference” imbuh profesor bidang bioteknologi pangan di International Islamic University Malaysia ini.
Profesor Irwandi Jaswir. (Foto: Irwandi Jaswir/Facebook)
Menurut Irwandi Jaswir, untuk memfasilitasi dirinya, pemerintah Arab Saudi bahkan mendirikan "Halal Centre” yang langsung berada di bawah badan pengawas obat dan makanan Saudi (Saudi Food and Drugs Authority/SFDA).
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ide pendirian Halal Centre di Saudi ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Kami ngobrol-ngobrol dengan para saintis di sana dan petinggi SFDA. Mereka bahkan sempat berkunjung ke laboratorium saya di Malaysia,” kata Irwandi.
Meski menjadi penasehat untuk Pemerintah Saudi Arabia di bidang industri halal, Irwandi merasa beruntung karena dirinya tidak harus menetap di sana. "Mereka bahkan setuju kalau saya tetap di Malaysia dan hanya ke Riyadh setiap beberapa bulan sekali. Dalam beberapa bulan sekali saya akan tinggal di sana beberapa waktu. Yang penting tugas dan tanggung jawab tetap bisa berjalan," ujarnya.
Irwandi memang tidak asing dengan negara Arab Saudi. Berkali-kali saintis berdarah Minang ini diundang ke negara itu. Bahkan, ia pernah mendapatkan dua dana penelitian berjumlah jutaan riyal atau setara miliaran rupiah, terkait gelatin halal serta kajian kehalalan makanan anak-anak di Saudi.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitiannya yang sangat impresif dan bermanfaat membuat pemerintah Arab Saudi berulang kali mengundangnya hadir di berbagai seminar dan konferensi di negara tersebut. Selain diundang ke Saudi, Irwandi kini juga sering diundang berbicara di berbagai forum internasional di berbagai negara, seperti di Singapura, Korea, Jepang, Inggris, Jerman hingga AS.
Irwandi Jaswir. Foto: Chandra Dyah Ayuningtyas/kumparan
Ilmuwan yang sudah melakukan 35 proyek riset bidang halal selama 20 tahun ini telah mempublikasikan karyanya di lebih 200 publikasi jurnal internasional dan memiliki lima paten. Irwandi juga sudah meraih 50 penghargaan ilmiah internasional, termasuk Asia Pacific Young Scientist Award 2010 by SCOPUS, Habibie Award bidang Kedokteran dan Bioteknologi 2013, selain King Faisal Prize itu sendiri.
Sosok ayah empat orang anak ini dianggap sebagai salah satu pionir dalam bidang halal science, yaitu cabang ilmu baru yang melihat halal dan haram dari kacamata sains, bukan dari perspektif ilmu agama semata. Irwandi Jaswir yang sering dijuluki sebagai “Profesor Halal” ini merupakan orang Indonesia kedua yang pernah menerima King Faisal Prize, setelah mantan Perdana Menteri Dr. Mohammad Natsir pada 40 tahun lalu.
ADVERTISEMENT