Jabodetabek Hujan Terus Rawan Banjir, La Nina Penyebabnya

3 November 2021 7:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi awan mendung akibat La Nina. Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi awan mendung akibat La Nina. Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kawasan Jabodetabek mengalami intensitas curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Dari hasil kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan bulan November-Desember-Januari mengalami peningkatan yang berkisar antara 20-70% di atas normalnya.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, tingginya curah hujan di Jabodetabek dan beberapa wilayah Indonesia lain imbas dari La Nina.
Fenomena La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun lalu.
"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," jelas Dwikorita dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (23/10).
Pengguna kendaraan bermotor berkendara saat hujan deras di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (21/10/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Nama La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang artinya “anak perempuan kecil”. Dalam dunia meteorologi, La Nina adalah mendinginnya suhu muka laut di bawah rata-ratanya di daerah Pasifik Timur dan Tengah sekitar khatulistiwa.
Sementara kebalikan dari La Nina adalah El Nino. Ia merupakan fenomena alam yang dapat menyebabkan suhu pada musim dingin lebih panas daripada saat kondisi normal di bagian tenggara dan lebih dingin daripada saat kondisi normal di bagian barat laut.
ADVERTISEMENT
BMKG memperkirakan 87,7 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan hingga November 2021. Kemudian pada akhir Desember 2021, musim hujan sudah dirasakan di 96,8 persen wilayah Indonesia.
Selain wilayah yang langganan atau berpotensi banjir dan longsor, masyarakat diminta lebih waspada pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi pada Januari dan Februari 2022.

Cara Antisipasi Dampak La Nina menurut BNPB

Untuk mengantisipasi bencana alam dampak La Nina, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengarahkan beberapa upaya mitigasi bencana alam yang dapat dilakukan masyarakat.
Pertama pembersihan saluran air dan pemeliharaan drainase permukaan. Kedua pemangkasan dahan/ranting pohon yang mudah lapuk/mudah patah. Ketiga memonitor peringatan dini dari BMKG.