Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jawa Barat Terima Donasi Suplemen Kesehatan Senilai Rp 6,8 Miliar untuk Nakes
24 Juni 2021 7:30 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:13 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah mendonasikan 1.600 Botol herbal Imunomodulator Rhea Health Tone (RHT) ke Bali pada awal Juni lalu, PT Rhea Sciences Indonesia kembali menyumbangkan 25.000 botol RHT senilai Rp 6,8 miliar untuk tenaga kesehatan di Jawa Barat. Langkah ini dalam rangka mendukung pemerintah menangani dan menekan laju penyebaran corona yang kini kasusnya kembali melonjak.
ADVERTISEMENT
Adapun ribuan botol RHT didistribusikan oleh Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) melalui program Puspa (Puskesmas Terpadu dan Juara) Jabar yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat , Ridwan Kamil.
“Kami sudah menerima 9.000 botol RHT ke kantor CISDI dan akan menyusul 5.000 botol lagi. Untuk mekanisme pengiriman kami akan mulai mengirimkan di akhir pekan ini dan paling lama di awal pekan depan ke puskesmas di Jawa Barat,” kata Gatot Suarman Ilyas, Direktur Eksekutif CISDI, dalam proses penyerahan bantuan yang disiarkan secara daring, Rabu (23/6).
Sementara untuk 11.000 botol RHT lainnya, berdasarkan arahan Ridwan Kamil, akan diberikan kepada nakes yang ada di zona merah terutama di wilayah-wilayah dengan kasus corona tinggi, seperti Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Bandung Raya.
ADVERTISEMENT
“Ini dilakukan karena Jawa Barat berbeda dengan DKI Jakarta. Kami itu heterogen. 70 persen kasus ada di Bandung Raya, jadi urusan pembagian pun kami tidak akan rata, tapi proporsional,” kata Ridwan.
Dengan begitu, distribusi RHT akan lebih banyak difokuskan di dua wilayah metropolitan, Bandung Raya dan Bodebek. Sisanya, didistribusikan ke daerah yang terdata kasus hariannya tidak setinggi Bandung Raya.
“Bantuan yang mencapai hampir Rp 6,8 miliar ini, atas nama masyarakat dan pemerintah provinsi Jawa Barat saya ucapkan terima kasih. Kami pasti butuh lebih dari itu, kami akan coba menganggarkan juga untuk kebutuhan di masa depan,” lanjutnya.
RHT sudah mendapatkan izin BPOM pada 2 April 2020 dengan nomor registrasi TI204633151, dan dikategorikan sebagai obat tradisional. RHT adalah imunomodulator minyak esensial pertama di Indonesia dengan 5 manfaat perlindungan yakni antivirus, antibakteri, antiperadangan, antioksidan, dan imunomodulator.
ADVERTISEMENT
Di Armenia, RHT telah dijadikan sebagai obat terapi COVID-19. Sementara di Indonesia, RHT digolongkan sebagai obat tradisional. Saat ini, RHT sedang menjalani clinical trial atau uji klinis di tiga rumah sakit rujukan COVID-19, yakni RS Hasan Sadikin, RS Persahabatan, dan RS Darurat Wisma Atlet.
Uji klinis untuk pengobatan dilakukan di RS Hasan Sadikin dan Wisma Atlet yang dipimpin oleh Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran, Profesor Keri Lestari. Sementara uji klinis untuk pencegahan dilakukan di RS Persahabatan yang dipimpin oleh Dokter Spesialis Paru, dr Erlina Burhan.
Ada yang menarik dari hasil sementara uji klinis RHT yang dilakukan di RSHS dan Wisma Atlet. Prof Keri mengatakan hasil interim menunjukkan bahwa RHT dapat mempersingkat waktu perawatan.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya yang saya lihat dari RHT ini satu terobosan baru dari senyawa herbal, di mana senyawa herbal yang dikembangkan secara scientific. Yang mungkin menjadi highlight di sini adalah berdasarkan hasil uji klinik penggunaan RHT sebagai terapi tambahan menunjukkan kelompok yang diberikan RHT punya performa yang lebih baik dalam pemulihan,” kata Prof Keri.
Artinya dalam kurun waktu yang sama, kelompok yang diberi RHT menunjukkan jumlah konversi dari positif ke negatif lebih banyak ketimbang kelompok kontrol tanpa RHT. Selain itu, waktu recovery pasien yang menggunakan RHT juga terpantau lebih baik dengan maksimal recovery sekitar 10 hari. Sedangkan kelompok tanpa RHT 12,5 hari hingga 13 hari.
Keri menjelaskan, beberapa penyintas COVID-19 diketahui mengalami istilah long covid, di mana organ vitalnya membutuhkan pemulihan setelah dinyatakan negatif corona. Ternyata, RHT juga mempercepat recovery organ vital yang dialami oleh para penyintas COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kalau dilihat lebih jauh dari hasil pantauan organnya, jika terjadi gangguan pada organ menunjukkan pemulihan yang lebih baik pada kelompok yang menggunakan RHT,” kata Prof Keri.
“Jadi mekanisme kerjanya RHT ini memang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, kemudian aktivitas antiinflamasi, sehingga dengan demikian dapat memberi satu perbaikan pada peradangan yang ditinggalkan oleh infeksi COVID-19.”
Soal apakah RHT statusnya akan dinaikkan menjadi obat terapi COVID-19 setelah uji klinis rampung, Mantan Menteri Desa Pembangunan Tertinggal dan Transmigrasi sekaligus pemegang saham di Rhea Sciences Indonesia, Eko Putro Sandjojo, menyebut bahwa hal ini tergantung kepada keputusan pemerintah dan mungkin BPOM yang punya wewenang memberi lisensi tersebut.
RHT bekerja sebagai imunomodulator yang didesain untuk memodifikasi sistem imun tubuh agar mampu meningkatkan kekebalan atau daya tahan tubuh. Obat tradisional ini terbuat dari ekstrak tanaman herbal, di antaranya Gardenia jasminoides, Commiphora myrrha, Boswellia serrata, Foeniculum vulgare, dan Daucus carota.
ADVERTISEMENT
RHT dapat digunakan oleh semua orang tanpa ada batasan usia. Meski begitu, Dr. Haig Babikian, Managing Director Rhea Pharmaceutical selaku pengembang RHT, menyarankan agar anak di bawah usia 12 tahun dan ibu hamil dan menyusui untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan RHT.
RHT juga diklaim tidak punya efek samping karena terbuat dari bahan alami. Adapun cara penggunaannya, untuk orang yang sakit atau dalam kondisi tubuh kurang fit, RHT baik diminum sehari dua kali 2 ml (2 pipet) secara reguler, setiap 12 jam sekali. Sementara untuk orang sehat yang bermaksud menjaga imun tubuh, RHT diminum sehari sekali 1 ml (1 pipet) secara reguler, setiap 24 jam.