Kate Spade, Anthony Bourdain, dan Naiknya Tingkat Bunuh Diri di AS

10 Juni 2018 19:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kate Spade dan Anthony Bourdain. (Foto: REUTERS/Chip East, Danny Moloshok)
zoom-in-whitePerbesar
Kate Spade dan Anthony Bourdain. (Foto: REUTERS/Chip East, Danny Moloshok)
ADVERTISEMENT
Dalam sepekan terakhir ada dua pesohor asal Amerika Serikat (AS) yang ditemukan tewas bunuh diri. Pada Selasa (5/7) lalu, desainer terkenal Kate Spade ditemukan tewas gantung diri di apartemennya di New York. Tiga hari berselang, Jumat (8/7), giliran chef pengisi program kuliner di televisi, Anthony Bourdain, yang ditemukan tewas bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dua kasus bunuh diri di atas merupakan bagian dari naiknya tingkat bunuh diri yang dilakukan warga AS. Pada 7 Juni 2018, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS telah menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa tingkat kematian karena bunuh diri di AS telah meningkat sekitar 25 persen dalam dua dekade terakhir.
Desainer Fashion yang Bunuh Diri (Foto: Instagram @misterbunnykins @ardenci.life @lwren.scott)
zoom-in-whitePerbesar
Desainer Fashion yang Bunuh Diri (Foto: Instagram @misterbunnykins @ardenci.life @lwren.scott)
Penyebab Bunuh Diri
Penyebab meningkatnya tren bunuh diri di kalangan warga AS ini sebenarnya masih menjadi misteri. Akan tetapi, hasil penelitian sebelumnya menyebut peningkatan isolasi di kalangan orang Amerika, faktor ekonomi, dan peningkatan penyakit mental menjadi penyebab kenaikan tingkat bunuh di Negeri Paman Sam itu.
Pendapat lain menunjuk munculnya teknologi sebagai biang keladi kerena telah menggantikan interaksi tatap muka yang penting. Meski begitu, dikutip dari Live Science, beberapa pihak lain justru berpendapat bahwa teknologi sebenarnya telah berperan dalam mengurangi kesepian seseorang. Namun pada akhirnya semua pendapat ini bersifat spekulatif saja.
ADVERTISEMENT
Laporan CDC sebelumnya menunjukkan bahwa bunuh diri di AS sering dikaitkan dengan bentuk-bentuk kekerasan lain, seperti perundungan (bullying), kekerasan seksual, ataupun pelecehan anak. Namun tingkat bentuk-bentuk kekerasan tersebut tidak meningkat, dan mungkin justru menurun, dalam dua dekade terakhir.
Dr. Katalin Szanto, profesor psikiatri di University of Pittsburgh, mengatakan sangat sulit untuk membuat pernyataan secara luas mengenai penyebab bunuh diri. Sebab, tiap kasus bunuh diri, sebagaimana tiap karakteristik orang, memiliki perbedaan masing-masing.
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri (Foto: Pixabay)
Menghentikan Bunuh Diri
Menghentikan bunuh diri pada seseorang adalah sesuatu yang mungkin. Misalnya, dalam studi 10 tahun di Rumah Sakit Henry Ford di Detroit, dokter dan terapis menggunakan beberapa intervensi yang menyebabkan penurunan 80 persen angka bunuh diri.
Salah satu metode yang dipakai adalah dengan menanyakan kepada para pasien depresi bagaimana mereka membayangkan jalan kematian mereka. Para dokter itu kemudian menciptakan penghalang agar pasien tak melakukan cara mati atau bunuh diri yang mereka bayangkan tersebut, misalnya dengan meminta serta memastikan para pasien itu untuk membuang senjata api dari rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Namun begitu cara di atas tidak akan membantu jika para pasien tersebut tidak mencari bantuan ketika mereka merasa depresi atau putus asa, kata Susan Lindau, profesor di University of Southern California sekaligus terapis yang mengkhususkan diri dalam penanganan bunuh diri.
Lindau mengatakan orang masih tidak akan mencari bantuan jika mereka melihat adanya stigma yang buruk terhadap depresi dan penyakit mental secara keseluruhan.
"Sangat berani untuk bisa mengatakan, 'Saya merasa berantakan dan saya harus membicarakannya.' Karena Anda mengungkapkan kerapuhan Anda. Budaya kita tidak benar-benar menghargai kerapuhan," kata Lindau.
Bagi banyak orang yang sedang dalam kondisi krisis, menurut Lindau, yang paling penting adalah 20 menit pertama ketika mereka tergoda untuk mengakhiri hidup mereka. Jika mereka dapat menyampaikannya ke keluarga atau teman dan melewati masa tersebut, mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk beralih ke sisi lain dan bergerak menuju pengobatan dan pemulihan, ujar Lindau.
Ilustrasi Bunuh Diri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bunuh Diri (Foto: Thinkstock)
-------------------------------------------
ADVERTISEMENT
Jika Anda membutuhkan informasi terkait depresi atau ingin berbicara tentang isu kesehatan mental lainnya, Anda dapat menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak komunitas 'Into the light' untuk mendapat pendampingan di situs Into The Light.