Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Kawah Planet Mars Simpan 'Rahasia' yang Mirip Bumi
18 Februari 2018 13:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Robot pengelana planet Mars milik NASA, Opportunity, kembali memberikan kabar terbaru dari planet merah tersebut. Robot itu mengirimkan pemandangan yang menampilkan 'rahasia' yang tersimpan di kawah planet Mars yang mirip dengan Bumi . Rahasia apa itu?
ADVERTISEMENT
Opportunity telah menjelajahi lembah Mars sejak Januari lalu saat ia menemukan pemandangan familiar, yaitu deretan batu dan kerikil yang berbaris di sekitar lembah yang bernama Perseverance. Bebatuan itu ditemukan sekitar 600 kaki atau 183 meter di dalam lereng kawah tersebut, yang terlihat tersusun rapi.
Teksur tanah yang terlihat tampak seperti baris bebatuan yang khas dijumpai di beberapa lereng gunung di Bumi yang dihasilkan dari siklus pembekuan dan pencairan tanah basah yang terjadi berulang kali.
Tapi, tak menutup kemungkinan baris bebatuan itu terbentuk karena angin, pergerakan tanah yang semakin turun, atau kombinasi proses pembentukan bebatuan lainnya.

Lembah Perseverance diperkirakan telah terbentuk ratusan ribu tahun yang lalu. Pembentukannya yang terjadi akibat pertemuan air, es, dan angin membuat lembah ini menjadi titik yang unik bagi para penghuni Mars, tulis NASA.
ADVERTISEMENT
"Lembah Perseverance adalah tempat yang spesial," kata Wakil Kepala Investigasi Opportunity, Ray Arvidson, dari Washington University, dilansir Live Science .
Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah mengetahui lembah tersebut tidak seperti lembah lain yang sering ditemukan oleh robot pengelana Mars.
"Meskipun kami belum tahu bagaimana lembah tersebut terbentuk dan kini kami menemukan permukaan yang tampak seperti barisan bebatuan. Ini misterius dan sangat seru. Saya pikir rangkaian observasi dapat membantu kami mengetahuinya," kata Arvidson.
Jika ditinjau lebih detail, NASA melihat bebatuan tersebut tampak seperti bebatuan di dalam gunung berapi Mauna Kea di Hawaii. Di Hawaii, bebatuan tersebut terbentuk akibat tanah halus yang membeku semalaman dan kemudian mengembang dan terpecah menjadi serpihan bebatuan yang lebih besar di kedua sisinya.
ADVERTISEMENT
Setelah tanah mencair di pagi harinya, angin dan gravitasi secara bertahap menjadikan gumpalan tanah tersebut kembali halus dan akan membeku kembali saat malam.

NASA berpendapat proses yang terjadi ratusan ribu kali ini dapat membentuk tanah halus tersebut menjadi bebatuan yang membentuk barisan.
Para ilmuwan hingga kini belum mengetahui bagaimana proses pembentukan pola bebatuan di kawah Mars tersebut terjadi, namun mereka memiliki beberapa hipotesis.
Salah satu prediksinya adalah karena kemiringan planet Mars atau karena kemiringan ekuator Mars pada orbitnya, yang diperkirakan akan berubah secara signifikan selama ratusan ribu tahun.
NASA mengatakan jika kemiringan planet Mars mengalami perubahan, air yang saat ini membeku di kutub planet Mars dapat menguap ke atmosfer dan berubah menjadi salju atau membeku ke kawasan dekat garis ekuator.
ADVERTISEMENT
"Penjelasan bagaimana barisan bebatuan ini muncul yang paling mungkin adalah karena bebatuan ini didiamkan dari waktu ke waktu dan mengalami pergeseran yang lebih besar," kata Arvidson.
Saat gumpalan salju di tepi lembah meleleh secara musiman dan melembabkan tanah, kemudian terjadilah proses pencairan saat pagi dan pembekuan tanah saat malam hari, membentuk barisan bebatuan.
Para ilmuwan masih akan melakukan observasi lebih lanjut di wilayah tersebut dan untuk saat ini, robot pengelana Opportunity tampak melakukan tugasnya dengan baik sejak pertama kali mendarat di Mars pada tahun 2004.