Kembali Temukan Batu Langka Tanzanite, Penambang Ini Makin Kaya

6 Agustus 2020 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saniniu Laizer, penemu batu permata Tanzanite terbesar. Foto: Dok. Kementerian Pertambangan Negara Tanzania
zoom-in-whitePerbesar
Saniniu Laizer, penemu batu permata Tanzanite terbesar. Foto: Dok. Kementerian Pertambangan Negara Tanzania
ADVERTISEMENT
Masih ingat penemuan batu langka tanzanite yang menghebohkan dunia, karena bisa membuat seseorang menjadi miliader dalam sekejap? Kini penambang di Tanzania bernama Saniniu Laizer itu kembali menemukan batu tanzanite yang ukurannya tidak kalah besar.
ADVERTISEMENT
Penemuan tanzanite ketiga Laizer memiliki ukuran 6,3 kilogram. Diperkirakan harga batu permata itu bisa mencapai 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 29 miliar.
Sebelumnya, pria berusia 52 tahun itu mendapatkan keuntungan lebih dari 3,35 juta dolar AS atau sekitar Rp 47,5 miliar dengan menjual dua batu tanzanite yang memiliki bobot masing-masing 9,27 kilogram dan 5,103 kilogram.
Batu permata Tanzanite. Foto: Dok. Kementerian Pertambangan Negara Tanzania
Laizer ingin menggunakan uang hasil dari penemuannya itu untuk membantu masyarakat setempat. Ia mengaku sudah membangun sekolah di tempat tinggalnya di distrik Simanjiro, Manyara, Tanzania dari hasil penjualan batu tanzanite yang ditemukan pada Juni lalu.
"Dengan uang yang kami dapat, kami akan memberikan kembali kepada masyarakat kami. Saya pribadi telah mendirikan dua sekolah untuk anak-anak dengan uang yang saya terima dari pertambangan," katanya dikutip Africa News.
ADVERTISEMENT
Laizer hanya seorang penambang batu skala kecil yang hidup bersama empat istri dan 30 anak. Sejak menjadi miliader dalam sekejap, Laizer mengaku tidak akan mengubah gaya hidupnya. Laizer akan membagikan 10 persen dari pendapatan penjualan batu untuk para pekerja.
Batu permata Tanzanite. Foto: Dok. Kementerian Pertambangan Negara Tanzania
Penemuan batu tanzanite memang tergolong sangat langka. Bahkan, tanzanite termasuk batu permata yang paling langka di Bumi dan hanya ditemukan di Tanzania utara. Batu yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 itu biasanya digunakan untuk perhiasan.
Menurut laporan BBC, seorang ahli geologi setempat memperkirakan pasokannya mungkin habis dalam 20 tahun ke depan. Daya tarik batu mulia itu terletak pada ragam warnanya, termasuk hijau, merah, ungu dan biru.
Batu tanzanite dinilai berdasarkan kelangkaan, dan kehalusan warna atau kejernihannya akan menambah harga yang meningkat tajam. Seperti yang ditemuan oleh Laizer yang merupakan batu tanzanite yang terbesar saat ini.
ADVERTISEMENT