Kenali Gejala Vestifobia, Rasa Takut Ekstrem Terhadap Pakaian

14 Januari 2020 12:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pakaian.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pakaian. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagian orang memiliki rasa ketakutan yang berlebihan, atau fobia, terhadap sesuatu. Fobia ini bermacam-macam, ada yang takut terhadap laba-laba, ruang sempit, hingga pakaian.
ADVERTISEMENT
Seseorang sering kali dibuat repot oleh fobia yang dideritanya. Sebab kondisi ini dapat membuat penderitanya depresi, panik, sehingga hal ini akan mengganggu aktivitas harian mereka.
Fobia sendiri sebenarnya termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan. Penyebabnya bisa karena trauma masa lalu yang masih membekas. Sebagai akibatnya, timbul rasa takut pada benak seseorang saat menghadapi situasi tertentu.
Salah satu jenis fobia yang mungkin jarang terdengar adalah vestifobia, ketakutan irasional terhadap pakaian. Seseorang yang menderita kondisi ini, bisa mengalami kecemasan yang amat tinggi hanya dengan memikirkan pakaian, apalagi jika sampai mengenakannya.
Seseorang yang menderita vestifobia tak hanya berjuang melawan serangan panik, tapi juga peningkatan detak jantung serta laju pernapasan. Tekanan darah pun menjadi tinggi, otot menegang, gemetar hingga keringat yang mengucur deras.
ADVERTISEMENT
Penderita vestifobia sangat mungkin menolak untuk berpakaian karena fobia yang dialaminya.
Gejala Vestifobia
Persis dengan semua jenis fobia yang ada, vestifobia juga memiliki gejala umum, seperti timbulnya kecemasan dari diri penderitanya. Kecemasan yang mereka alami bahkan bisa sangat ekstrem. Beberapa bahkan sampai harus mendapat perawatan di rumah sakit akibat kecemasannya itu.
Berikut adalah gejala-gejala vestifobia yang biasa dialami seseorang:
- Timbul kecemasan saat memikirkan pakaian
- Terus-menerus menghindari pakaian
- Tidak dapat mengatasi kecemasan mereka
- Mengalami ketegangan otot, gemetar, dan berkeringat
- Mengalami serangan panik
Penyebab Vestifobia
Tak ada penyebab pasti dari vestifobia. Namun demikian, genetika dan lingkungan seseorang dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam perkembangan kondisi ini. Misalnya, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mental, terutama gangguan kecemasan atau fobia tertentu, maka mereka mungkin memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami vestifobia.
Ilustrasi penderita vestifobia yang menolak berpakaian. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Jika seseorang memiliki genetika seperti itu, mereka kemungkinan akan mengalami semacam peristiwa traumatis yang bisa memicu vestifobia. Pada dasarnya, segala jenis peristiwa yang menyakitkan secara emosional yang melibatkan berbagai ketakutan dapat memicu timbulnya vestifobia.
ADVERTISEMENT
Meskipun kita tidak tahu penyebab pasti vestifobia, terdapat kesepakatan di antara sebagian besar profesional kesehatan mental yang menyebut bahwa kedua faktor, yakni genetik dan lingkungan memainkan peran yang sangat signifikan dalam pengembangan gangguan mental yang satu ini.
Penanganan Vestifobia
Sama halnya dengan penyebab penyakit ini yang tak bisa dipastikan penyebabnya, tidak ada pula perawatan khusus untuk menangani vestifobia.
Meski begitu, ada banyak bentuk perawatan yang dapat membantu meringankan gejala vestifobia secara signifikan. Beberapa perawatan yang dimaksud meliputi terapi pemaparan, terapi perilaku kognitif (CBT), dan beberapa obat psikiatri yang dapat dikonsumsi.
Terapi paparan adalah salah satu bentuk perawatan yang paling umum untuk orang yang menderita fobia. Terapi ini bekerja dengan meminta terapis secara bertahap membuat pasien merasa takut selama jangka waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan vestifobia, terapis dapat memulai dengan memaparkan pasien pada foto-foto pakaian dan kemudian mengekspos mereka pada pakaian yang sebenarnya yang dapat mereka amati dan sentuh.
Ilustrasi konsultasi dengan terapis. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Upaya tersebut untuk membantu pasien merasa tidak berdaya terhadap rasa takut mereka dengan secara berulang-ulang membuat mereka terekspos. Secara teoritis, semakin banyak seseorang terpapar pada sesuatu yang mereka takuti, semakin sedikit hal itu akan mengganggu mereka dari waktu ke waktu.
Perawatan selanjutnya adalah CBT, yakni bentuk perawatan yang sangat umum digunakan untuk membantu orang yang menderita gangguan kecemasan umum dan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Selain itu, mungkin juga efektif untuk membantu mengobati orang yang menderita fobia seperti vestifobia juga.
CBT bekerja dengan meminta terapis membantu pasien mengungkap mengapa alasan mereka berpikir, merasakan, dan berperilaku seperti yang mereka lakukan sehubungan dengan ketakutan atau kekhawatiran tertentu yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT