Kenapa Umur Perempuan Lebih Panjang daripada Laki-laki?

7 Oktober 2018 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lansia di Jepang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lansia di Jepang (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Perempuan ternyata memiliki angka harapan hidup yang lebih lama daripada laki-laki. Setidaknya itu dapat dibuktikan berdasarkan data angka harapan hidup di seluruh dunia yang dihimpun PBB. Contohnya, data dari 2015 menunjukkan bahwa angka harapan hidup laki-laki di Indonesia adalah 66,6 tahun, sementara perempuan 70,7 tahun
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya, angka harapan hidup laki-laki Jepang adalah 80 tahun, sementara perempuannya mencapai 86,5 tahun. Adapun secara global, rata-rata angka harapan hidup laki-laki di seluruh dunia adalah 68,3 tahun, sementara perempuan 72,7 tahun.
Ternyata ada penjelasan ilmiahnya mengapa rata-rata usia perempuan lebih panjang daripada laki-laki.
Dalam pertemuan North American Menopause Society (NAMS) 2018 di San Diego, AS, peneliti sekaligus profesor di departemen psikiatri University of California, Elissa Epel, mengatakan bahwa rahasia mengapa perempuan memiliki umur yang lebih panjang adalah karena kondisi telomer mereka.
Telomer adalah bagian paling ujung dari DNA linear. Telomer memiliki peranan penting dalam menentukan apakah seseorang dapat hidup panjang umur atau tidak.
Bila telomer mulai rusak, maka kerusakan pada DNA pun dapat terjadi. Kerusakan DNA dapat menyebabkan percepatan penuaan dan membuat umur seseorang lebih pendek.
ADVERTISEMENT
Perempuan memiliki angka harapan hidup yang lebih panjang karena memiliki telomer lebih panjang sehingga dapat melindungi DNA lebih lama.
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. (Foto: Thinkstock)
Selain telomer, hormon estrogen pada perempuan pun memainkan peranan penting dalam umur perempuan. Estrogen mampu mengurangi kadar lemak jahat atau LDL sehingga melindungi perempuan dari penyakit yang berhubungan dengan kolesterol dan penyakit kardiovaskular. Peran lainnya, estrogen ternyata mampu melindungi telomer dari kerusakan.
"Beberapa studi eksperimental menunjukkan paparan estrogen meningkatkan aktivitas telomerase, enzim yang dapat melindungi dan memperpanjang telomer," kata Epel di acara pertemuan tahunan tersebut, dilansir Healthline.
Selain itu, estrogen juga bertindak sebagai antioksidan, imbuh JoAnn V. Pinkerton, direktur eksekutif NAMS. Radikal bebas dapat merusak DNA, termasuk telomer, dan estrogen bertindak sebagai pelindung dari radikal bebas.
Hindari stress. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hindari stress. (Foto: Thinkstock)
Meski demikian, tidak selamanya estrogen dapat melindungi telomer. Sebab, seiring dengan bertambahnya usia dan karena faktor lain seperti stres, maka telomer akan menjadi semakin pendek dan mengurangi angka harapan hidup seseorang.
ADVERTISEMENT
Pinkerton mengatakan, panjang telomer sebenarnya dapat diketahui. Ia menjelaskan, panjang telomer masing-masing orang sangat bergantung pada gaya hidup yang diterapkan.
“Mengurangi stres, olahraga teratur, dan menerapkan pola makan sehat, seperti mengikuti pola makan Mediterania, serta tidur tujuh jam sehari,” adalah sejumlah saran dari Pinkerton untuk meningkatkan kekuatan telomer agar seseorang bisa memiliki umur yang lebih panjang.