Kisah Harimau Boris yang Rela Jalan 200 Kilometer demi Bertemu Cinta Lama

16 Desember 2024 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Setelah tiga tahun, Boris telah menempuh jarak lebih dari 200 kilometer (124 mil) untuk bertemu kembali dengan Svetlaya (keduanya digambarkan di sini setelah reuni). Foto: ANO WCS
zoom-in-whitePerbesar
Setelah tiga tahun, Boris telah menempuh jarak lebih dari 200 kilometer (124 mil) untuk bertemu kembali dengan Svetlaya (keduanya digambarkan di sini setelah reuni). Foto: ANO WCS
ADVERTISEMENT
Kisah luar biasa tentang tekad, harapan, dan cinta datang dari seekor harimau di pelosok Rusia. Dia rela berjalan ratusan kilometer demi menemui cinta lamanya, dan meneruskan keturunannya.
ADVERTISEMENT
Harimau bernama Boris itu berjalan lebih dari 200 kilometer untuk bertemu dengan Svetlaya, harimau betina yang dibesarkan bersamanya di penangkaran. Kisah ini dilaporkan dalam Journal of Wildlife Management.
Dua sejoli ini merupakan bagian dari proyek untuk memperkenalkan kembali harimau Siberia ke Pri-Amur, sebuah wilayah dekat perbatasan Rusia-China di mana populasi harimau hampir punah selama lebih dari 50 tahun terakhir.
Para peneliti mencoba menelusuri kisah enam anak harimau, termasuk Boris dan Svetlaya. Mereka ditemukan sebagai yatim piatu di hutan Pegunungan Sikhote-Alin yang dikenal “benteng terakhir harimau” Rusia.
Anak-anak harimau dibesarkan di kandang yang dirancang khusus untuk meminimalisir mereka kontak dengan manusia. Ketika mencapai usia cukup, mereka mulai diperkenalkan dengan mangsa hidup untuk mengembangkan keterampilan berburunya. Tujuan dari proyek ini adalah melihat apakah harimau mampu membunuh mangsa dengan cepat sebagai bagian dari persiapan bertahan hidup di alam liar.
ADVERTISEMENT
Ketika tim yakin harimau telah menjadi pemburu mahir, mereka dipasang kalung GPS dan dilepas ke alam liar. Harimau-harimau itu disebar ke seluruh wilayah dalam upaya memperluas jangkauan. Proyek ini berhasil, harimau yang dilepas ke alam liar mampu berburu binatang dengan baik, sehingga bisa bertahan hidup bahkan berkembang biak.
Bayi Boris: Kolya Rybin, Sasha Rybin, dan Dale Miquelle memasukkan bayi Boris yang telah dibius ke dalam "karung kentang" untuk diangkut keluar dari hutan. Foto: AWO WCS
Namun, apa yang dilakukan harimau Boris justru di luar ekspektasi tim peneliti. Boris justru melakukan perjalanan sejauh 200 kilometer menuju pasangannya, Svetlaya. Luar biasanya lagi, dalam waktu setengah tahun, Boris dan Svetlaya dikarunia anak-anak harimau.
“Data tersebut menunjukkan bahwa anak harimau yatim piatu yang dibesarkan di penangkaran dan dilepaskan ke alam liar, sama pandainya dengan harimau liar dalam berburu, menargetkan jenis mangsa liar yang sama, dan sangat jarang membunuh hewan ternak,” kata Dale Miquelle, penulis utama studi dari Wildlife Conservation Society (WCS), dikutip IFL Science.
ADVERTISEMENT
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa harimau yang diisolasi dari manusia dan diberi kesempatan untuk belajar berburu, dapat berhasil dilepaskan kembali ke alam liar. Namun, proses ini membutuhkan kehati-hatian dan perhatian terhadap detail dalam mempersiapkan anak-anak harimau untuk perjalanan ini."
Saat ini, kondisi harimau liar di dunia cukup memprihatinkan. WCS memperkirakan jumlah harimau yang tersebar di 63 bentang alam yang tersisa kurang dari 4.500 ekor, dan mereka hanya hidup di 8 persen dari wilayah jelajahnya.
Meski sebagian besar habitat asli harimau rusak karena pembangunan manusia, terdapat lebih dari 700.000 kilometer persegi habitat bebas di Asia yang mungkin cocok untuk mereka. Seperti studi baru ini yang berhasil memperkenalkan kembali beberapa harimau Siberia ke alam liar, asal mereka dibesarkan dengan tepat.
ADVERTISEMENT
“Studi ini merupakan perkembangan baru yang menarik dalam memperluas ‘kotak peralatan’ bagi para pegiat konservasi untuk mengembalikan harimau ke wilayah Asia tempat mereka hilang,” kata Dr. Luke Hunter, Direktur Eksekutif Program Kucing Besar WCS.
“Tim tersebut sangat teliti dalam mempersiapkan anak harimau untuk hidup di alam liar, khususnya dalam memastikan mereka tidak terbiasa dengan manusia. Pendekatan cermat mereka berhasil dan membuka jalan bagi lebih banyak upaya reintroduksi–tidak hanya untuk harimau, tapi juga untuk kucing besar lainnya.”