Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Komodo Punya Gigi Lapis Besi Seperti Dinosaurus Tyrannosaurus Rex
25 Juli 2024 16:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Para ilmuwan menemukan fakta baru soal komodo . Spesies kadal terbesar di dunia itu memiliki gigi dengan lapisan besi yang dapat merobek daging.
ADVERTISEMENT
Gigi Komodo itu mirip dengan gigi kebanyakan dinosaurus karnivora, di mana posisi gigi itu dapat menyamping, melengkung ke belakang, atau wujudnya bergerigi di sepanjang tepinya. Tyrannosaurus rex diduga kuat memiliki gigi serupa.
Tim ilmuwan internasional menemukan bahwa gigi-gigi komodo dan dinosaurus karnivora itu memiliki lapisan besi yang keras dan tajam.
Tim peneliti yang berasal dari King's College London, menemukan hal itu setelah mereka menganalisis gigi dari tengkorak komodo yang merupakan bagian koleksi museum. Mereka juga menganalisis gigi dari komodo yang hidup di Kebun Binatang London sebelum ia mati saat berusia 15 tahun.
Para ilmuwan juga mengetahui, bahwa reptil lain (termasuk anggota keluarga biawak lainnya), memiliki sejumlah zat besi yang tersebar di seluruh gigi mereka, tetapi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, zat besi di sepanjang tepi tajam gigi komodo sebenarnya terlihat sebagai noda oranye.
Namun, untuk saat ini, para ilmuwan belum bisa mengukur berapa banyak zat besi yang ada pada dinosaurus karnivora seperti T. rex, karena proses fosilisasi yang membuat sisa-sisa organ makhluk hidup menjadi komponen anorganik, seperti batuan dan mineral.
"Dengan analisis lebih lanjut terhadap gigi Komodo, kita mungkin dapat menemukan penanda lain pada lapisan besi yang tidak berubah selama proses fosilisasi," kata ilmuwan utama, Dr. Aaron LeBlanc dari King's College London. "Dengan penanda seperti itu, kita akan mengetahui dengan pasti apakah dinosaurus juga memiliki gigi berlapis besi, dan kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang predator ganas ini."
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian ini terbit di jurnal Nature Ecology & Evolution. Risetnya juga melibatkan para ilmuwan dari Imperial College London, Zoological Society of London, dan lembaga lain.