Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kuburan Berisi Kerangka Manusia Terpotong-potong Ungkap Eksekusi Mengerikan
20 Maret 2025 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sebuah kuburan massal kuno di Mongolia selatan berisi tubuh para prajurit Han yang dipotong-potong saat perang melawan orang nomaden Xiongnu pada abad kedua SM, ditemukan. Penemuan ini mengungkap informasi tentang kehidupan prajurit dan kematiannya yang mengerikan pada periode penting dalam sejarah China.
ADVERTISEMENT
“Eksekusi dengan cara dipotong-potong adalah bentuk eksekusi paling mengerikan,” ujar Alexey Kovalev, penulis studi dan peneliti di Institute of Archaeology of the Russian Academy of Sciences, dilansir Live Science.
"Cara itu dilakukan oleh musuh agar jiwa orang-orang ini tidak akan pernah bisa dilahirkan kembali."
Kovalev dan tim mempelajari lebih dari 24 kerangka manusia, di mana sebagian besar ditemukan dari kuburan massal di situs arkeologi Bayanbulag, benteng yang dibangun oleh Kekaisaran Han pada tahun 104 SM, di sebuah utara Tembok Besar China untuk melindungi dari serangan Kekaisaran Xiongnu.
Dalam sebuah penelitian yang terbit di Journal of Archaeological Science, para peneliti menggunakan analisis genom dan isotop untuk mengetahui siapa yang dimakamkan di kuburan massal tersebut, dan dari mana mereka berasal.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar mayat ditumpuk di tengah lubang. Menurut peneliti, lubang ini awalnya merupakan tambang tanah liat sebelum akhirnya diubah menjadi kuburan massal sementara. Mereka mengidentifikasi total 17 tengkorak yang semuanya merupakan pria dewasa. Sebagian besar kerangka menunjukkan tanda-tanda adanya tindakan pemotongan, pemenggalan kepala, atau amputasi dengan pedang, di mana dua pria ditemukan dalam posisi berlutut.
Analisis DNA terhadap 14 kerangka mengungkap bahwa mereka secara genetik mirip dengan orang Han dan orang China utara masa kini dibandingkan dengan orang Xiongnu dan Siberia kuno lainnya. Sementara analisis isotop strontium–yang mengukur variasi unsur untuk mengungkap tempat seseorang dibesarkan terhadap kerangka tersebut– menunjukkan bahwa orang-orang ini datang ke Bayanbulug dari tempat lain, mungkin sebagai tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran.
ADVERTISEMENT
Perang Han-Xiongnu terjadi selama dua abad, dari 133 SM hingga 89 M. Pertempuran antara peradaban Tiongkok dan suku nomaden Xiongnu pecah di Dataran Tinggi Mongolia, dan Tiongkok utara membangun benteng untuk melawan serbuan Xiongnu. Ini menjadi studi pertama yang meneliti makam prajurit Han yang dibunuh oleh musuh dan dikuburkan oleh rekannya.
“Sangat penting bahwa semua potongan kecil lengan dan kaki yang terpenggal, kepala yang terpenggal, dan potongan tubuh manusia lainnya dikumpulkan untuk dimakamkan,” kata Kovalev. “Menurut kepercayaan orang Tionghoa, jenazah harus dikubur secara utuh. Mereka yang menguburkan prajurit-prajurit ini berusaha membuat mereka merasa senang di akhirat.”
Namun tidak semua orang dapat dikuburkan secara utuh. Seorang pria yang dipenggal kepalanya tidak pernah ditemukan, dan kemungkinan diambil oleh Xiongnu sebagai bukti kemenangan atas Han.
ADVERTISEMENT
“Siapa sebenarnya yang membunuh tentara Han yang dikubur di pemakaman massal, kita hanya bisa menebak berdasarkan konteksnya,” kata Kovalev.
Michael Rivera, bioarkeolog di University of Hong Kong yang tak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa studi tersebut menggabungkan konteks historis dengan analisis genetik, arkeologi, dan isotop.
“Orang-orang dalam pemakaman ini merupakan kelompok pria yang beragam dari seluruh Asia Timur Laut yang berjuang dalam konflik,” kata Rivera. “Kita dapat melihat sisi pertempuran mana yang diwakili oleh orang-orang ini.”
Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami kuburan massal Bayanbulag, terutama karena tidak adanya informasi tentang adat pemakaman bagi orang-orang biasa pada masa itu.
Timnas Indonesia akan menghadapi Australia di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga yang digelar di Sydney Stadium, Kamis (20/3), sekaligus menjadi debut Patrick Kluivert sebagai pelatih Garuda. Mampukah Indonesia mencuri poin dari tuan rumah?