Kuburan Massal Anak Ditemukan di Meksiko, Korban Tumbal Dewa Hujan

19 November 2024 7:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam berisi puluhan anak korban tumbal untuk dewa hujan di Mexico.  Foto: INAH
zoom-in-whitePerbesar
Makam berisi puluhan anak korban tumbal untuk dewa hujan di Mexico. Foto: INAH
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti menemukan kuburan massal berisi puluhan anak kecil korban ritual kepada dewa hujan di Meksiko abad ke-15. Anak-anak itu diduga dikorbankan akibat kekeringan parah yang melanda wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kerangka 42 anak-anak berusia 2 hingga 7 tahun ditemukan dalam makam tersebut. Kuburan ditemukan di Tempo Mayor, kompleks kuil paling penting di Tenochtitlan, yang kini menjadi Mexico City, pada 1980 dan 1981.
Beberapa kerangka anak ada yang menghadap ke atas, dengan anggota badan meringkuk, ditempatkan di dalam kotak batu di atas lapisan pasir. Beberapa menggunakan perhiasan seperti kalung dan memiliki manik-manik batu hijau di mulutnya.
Kini, studi baru mengungkap pengorbanan tersebut kemungkinan upaya untuk mengakhiri kekeringan di wilayah tersebut dengan memberikan tumbal kepada dewa hujan Tlaloc. Penelitian tersebut dipresentasikan minggu lalu pada pertemuan Liberation melalui pengetahuan kesembilan: “Water and Life” di Mexico National College.
“Pada awalnya, negara Mexica mencoba meredakan dampak kekeringan dengan membuka lumbung-lumbung kerajaan untuk mendistribusikan kembali makanan di antara kelas-kelas yang paling membutuhkan, sambil melakukan pengorbanan massal anak-anak di Tempo Mayor untuk menenangkan amarah para tlaloque [kurcaci hujan yang menjadi asisten Tlaloc],” ujar Leonardo Lopez Lujan, seorang arkeolog dan direktur dari National Institute of Anthropology and History’s (INAH), dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
“Untuk sementara waktu, ia menghadapi tragedi dengan cara ini, tetapi durasi krisis yang parah membuat negara itu rentan, memaksanya untuk membiarkan eksodus massal rakyatnya.”
Ilustrasi kekeringan. Foto: Shutterstock
Untuk mengetahui pengorbanan massal ini dilakukan, peneliti INAH mempelajari data geologi bersama entri dalam Mexican Drought Atlas, yang menunjukkan kekeringan besar terjadi di Meksiko bagian tengah antara tahun 1452 dan 1454.
Kekeringan ini terjadi selama pemerintahan Moctezuma I dan pembangunan Templo Mayor, menghancurkan panen dan populasi di wilayah tersebut dan memaksa keluarga yang kelaparan untuk menjual anak-anaknya ke kota terdekat guna ditukar dengan makanan.
Semua ini tampaknya menunjukkan bahwa kekeringan di awal musim panas akan memengaruhi pertumbuhan tanaman hingga puncak musim panas melanda, sementara embun beku musim gugur akan menyerang jagung sebelum matang.
ADVERTISEMENT
“Jadi, pertemuan kedua fenomena ini akan menghancurkan panen dan menyebabkan terjadinya kelaparan yang berkepanjangan,” papar Lopez Lujan.
Untuk menangani krisis ini, tubuh anak-anak yang dikorbankan ditaburi pigmen biru, kerang laut, dan burung kecil serta dikelilingi oleh 11 patung yang terbuat dari batu vulkanik. Patung-patung itu dibuat menyerupai wajah Tlaloc, dewa hujan, air, dan kesuburan bangsa Aztec. Bahkan, hiasan pada anak-anak itu kemungkinan merupakan upaya untuk membuat anak-anak menyerupai kurcaci hujan.