Kuburan Sisa Tumbal Proyek Berusia 7.000 Tahun Ditemukan

6 Oktober 2022 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kuburan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuburan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Arkeolog meneliti sisa permukiman neolitikum di Vráble, Slovakia, menemukan kuburan massal berusia 7.000 tahun berisi kerangka manusia 35 individu, yang kebanyakan adalah remaja. Kerangka tanpa tengkorak tersebut habis dipenggal, dan diyakini adalah tumbal untuk pembangunan dinding pertahanan kecil yang dibangun di atasnya.
ADVERTISEMENT
Situs arkeologi ini adalah milik masyarakat neolitikum kultur Linearbandkeramik (disingkat LBK). Nama “Linearbandkeramik” berasal dari bahasa Jerman yang berarti “keramik pita linier”, mengacu kepada tipe tembikar yag mereka tinggalkan.
Hunian neolotikum LBK di Vráble ini terdiri dari 80 “rumah panjang” yang dihuni keluarga besar. Pemukiman itu dibagi menjadi tiga lingkungan (sejenis RT) yang berbeda, dengan salah satu RT terdapat tembok pertahanan yang lengkap dengan parit.
Kedua struktur ini dibangun kemudian. Arkeolog berpendapat mungkin tembok pertahanan ini merupakan upaya untuk menjauhkan orang dari lingkungan lain.
Di parit inilah 35 kerangka remaja dipenggal dan dibuang. Martin Furholt, seorang profesor protohistoris dan arkeologi sosial dari Kiel University di Jerman mengatakan tumbal mungkin berkaitan dengan ide magis memperkuat permukiman.
Arkeolog menemukan 35 kerangka di Slovakia, dengan kapala terpenggal dan kebanyakan korbannya masih remaja. Foto: Martin Furholt
"Saya pikir itu ada hubungannya dengan ide magis tentang bagaimana mendefinisikan dan memperkuat pemukiman," kata Furholt kepada Live Science.
ADVERTISEMENT

Situs tumbal, kepala dipenggal

Furholt dan kolega dari Kiel University dan Institute of Archaeology of the Slovak Academy of Sciences (SAV) bekerja sejak 2012 di situs Vráble di Slovakia, yang berbatasan dengan Austria dan Hungaria.
Furholt mengatakan nenek moyang orang-orang di Vráble tampaknya telah menyeberang ke tempat yang sekarang disebut Yunani dari Anatolia (sekarang Turki) sekitar 1.500 tahun sebelumnya. Budaya LBK menyebar dari sana ke banyak bagian Eropa, dan mereka mungkin nenek moyang pemukim Neolitik pertama di Eropa Barat yang membangun struktur megalitik seperti Stonehenge di Inggris dan Carnac di Prancis, katanya.
ADVERTISEMENT
Arkeolog berpendapat bahwa situs tersebut adalah situs tumbal dengan individu yang dipenggal.
"Di lapangan, kami belum mencatat tanda-tanda trauma atau perubahan patologis yang jelas," kata Zuzana Hukeľová, seorang antropolog di SAV yang terlibat dalam penggalian, kepada Live Science melalui email. "Namun mayat-mayat itu tidak memiliki tengkorak dan kami masih tidak yakin bagaimana dan kapan kepala-kepala itu dihilangkan."
"Pemenggalan kepala mungkin menjadi salah satu kemungkinan penyebab kematian," katanya, menambahkan bahwa para peneliti berharap untuk belajar lebih banyak dari hasil tes antropologis yang dilakukan sekarang.
Kerangka berbaring dengan posisi yang bervariasi, di punggung mereka, di samping, di perut mereka, atau dengan lengan dan kaki tersebar luas dan ditekuk di siku dan lutut, hingga “seperti katak berenang”, yang mengindikasikan bahwa tubuh mereka dibuang ke liang.
Pemakaman Pondok Ranggon di Jakarta. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Kebanyakan dari individu yang dijadikan tumbal tampaknya berumur sekitar 18 hingga 25 tahun, dan beberapa di antaranya berumur 25 hingga 35 tahun. Tidak ada orang paruh baya atau orang manula ang ditemukan di parit.
ADVERTISEMENT
Arkeolog mengatakan baru akan mengetahui ketika kerangka dianalisis.
Furholt megnatakan bahwa hunian neolotikum Vráble terdiri dari 80 “rumah panjang” yang dihuni keluarga besar.
Pemukiman itu dibagi menjadi tiga lingkungan yang berbeda, dan tampaknya tembok pertahanan dan parit dibangun di sekitar hanya satu lingkungan pada tahap selanjutnya dari pendudukannya, yang mungkin merupakan upaya untuk menjauhkan orang dari lingkungan lain.
"Hanya satu dari lingkungan ini yang mendapatkan benteng semacam ini, dan memiliki enam pintu masuk, tetapi tidak ada yang menghubungkan lingkungan ini dengan yang lain," katanya. "Ini membuat kami berpikir bahwa itu bukan untuk membela seseorang dari luar, tapi itu semacam divisi internal di mana mereka mencoba memblokir akses ke tetangga mereka."
ADVERTISEMENT
Christian Meyer, seorang arkeolog di Pusat Penelitian OsteoArkeologi (OsteoARC) di Goslar, Jerman, tidak terlibat dalam penggalian di Vráble tetapi telah mempelajari kekerasan massal di situs LBK lain.
"Penafsiran seperti pembantaian, eksekusi, penyiksaan, mutilasi dan berbagai praktik pemujaan telah disarankan," katanya kepada Live Science melalui email. "Mengingat apa yang sudah diketahui tentang budaya arkeologi ini, penemuan kuburan massal lainnya tidak mengejutkan."