news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Hari Ini

20 Juni 2022 9:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
46
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan gedung bertingkat di Jakarta diselimuti polusi udara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan gedung bertingkat di Jakarta diselimuti polusi udara. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta kembali menduduki peringkat pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia, menurut hasil pengukuran indeks kualitas udara (AQI). Berdasarkan data terbaru per hari ini, Senin (20/6) pukul 09.00 WIB, kualitas udara Jakarta mencapai angka 175.
ADVERTISEMENT
Kualitas udara Jakarta termasuk dalam kategori tidak sehat karena konsentrasi polutan utama atau PM2.5 melebih batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5 µg/m3. Dikutip IQ Air, kandungan polutan PM2.5 udara di Jakarta mencapai 111 µg/m3 atau 22,2 kali lipat dari batas WHO.
PM2.5 adalah partikel polutan yang tidak hanya mengancam kesehatan tapi juga mengurangi jarak pandang karena menghasilkan lapisan kabut di atmosfer. PM2.5 dideskripsikan dengan ukuran sekitar 2,5 mikron, dan banyak berasal dari emisi mesin yang menggunakan bahan bakar fosil.
Berikut daftar kota dengan kualitas udara terburuk versi AQI per Senin (20/6) pukul 09.00 pagi.
Kualitas udara Jakarta terburuk sedunia berdasarkan AQ Index pada Senin (20/6/2022). Foto: Screenshot IQ Air
Kota Jakarta menduduki peringkat pertama kota paling berpolusi di dunia, disusul Santiago, Chile (AQI 171), Lahore, Pakistan (AQI 163), Dubai, UAE (AQI 162), dan Lima, Peru (AQI 154).
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia, kota paling berpolusi berikutnya disusul Surabaya, Jawa Timur (AQI 166), Bekasi, Jawa Barat (AQI 165), Banten, Tangerang (AQI 163) dan Depok, Jawa Barat (AQI 159).
Berdasarkan analisis BMKG, konsentrasi PM2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi, baik yang berasal dari sumber lokal seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Emisi tersebut dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.
Pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain juga turut memengaruhi proses pergerakan polutan udara PM2.5. Angin pembawa PM2.5 dapat bergerak menuju lokasi lain, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5.
ADVERTISEMENT
Polusi udara di Jakarta. Foto: Bay Ismoyo/AFP

Pemprov DKI Jakarta konfirmasi kualitas udara Jakarta tidak baik

Sebelumnya, Humas Dinas LH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan membenarkan bahwa kualitas udara Jakarta saat ini memang sedang tidak baik. Hal ini terlihat dari pantauan udara di Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang berlokasi di Bundaran HI, Kelapa Gading, Jagakarsa, Lubang Buaya, dan Kebon Jeruk juga memberikan hasil yang sama.
“Pada tanggal 15 Juni 2022 sejak dini hari, kelembaban tinggi, sedangkan suhunya rendah, akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer,” kata Yogi saat dihubungi oleh wartawan, Rabu (15/6).
ADVERTISEMENT
Buruknya kualitas udara di Jakarta juga bisa terpantau secara kasat mata. Udara di Jakarta terlihat sedikit berkabut beberapa hari terakhir ini.
“Akan terlihat kondisi kualitas udara seperti kabut, didukung juga dengan cuaca mendung,” lanjut Yogi.
Masyarakat direkomendasikan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan dalam kondisi udara seperti ini. Warga juga diminta menutup jedela dengan rapat, menggunakan air purifier, dan menghindari aktivitas atau olahraga di luar ruangan.