Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengeluarkan laporan tahunan yang bertajuk World Happiness Report atau Laporan Kebahagiaan Dunia. Dalam World Happiness Report tahun 2019 ini, PBB kembali menyusun daftar negara paling bahagia di dunia dari 156 negara yang disurvei.
ADVERTISEMENT
Penyusunan daftar negara paling bahagia ini dilakukan dengan mempertimbangkan enam variabel kunci, yakni kebebasan, pendapatan, harapan hidup, dukungan sosial, kemurahan hati, dan kepercayaan.
World Happiness Report sendiri adalah laporan tahunan yang sudah dibuat tujuh kali. Untuk laporan di tahun 2019 ini, PBB mengambil fokus pada kebahagiaan dan komunitas, bagaimana orang berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain, tidak hanya secara nasional, tetapi sebagai komunitas global.
"Dunia adalah tempat-tempat yang berubah dengan cepat," kata Profesor John Helliwell, co-editor laporan ini, sebagaimana dilansir IFLScience. "Bagaimana komunitas berinteraksi satu sama lain di sekolah, tempat kerja, lingkungan di media sosial memiliki efek mendalam pada kebahagiaan dunia."
Untuk tahun 2019 ini, Finlandia menduduki daftar teratas sebagai negara paling bahagia. Posisi Finlandia diikuti oleh Denmark, Norwegia, Islandia, Belanda, Swiss, Swedia, Selandia Baru, Kanada dan Austria dalam 10 daftar negara paling bahagia di dunia.
ADVERTISEMENT
Mengapa negara-negara ini bisa masuk 10 besar negara paling bahagia di dunia?
"10 negara teratas cenderung memiliki peringkat tinggi di semua enam variabel serta ukuran emosional kesejahteraan," jelas Helliwell. Laporan ini adalah tentang kebahagiaan masing-masing orang di negara-negara tersebut dan tentang hubungan yang mereka miliki dengan pemerintah mereka, sesama warga negara mereka, baik kelahiran asli dan imigran.
"Memang benar bahwa tahun lalu semua orang Finlandia lebih bahagia daripada penduduk negara lain, tetapi imigran mereka juga imigran yang paling bahagia di dunia," kata Helliwell. "Ini bukan tentang DNA Finlandia. Ini cara hidup yang dijalani di negara-negara itu."
10 negara paling bahagia di dunia memiliki nilai tinggi untuk variabel kebebasan, pendapatan, harapan hidup, dukungan sosial, kemurahan hati, dan kepercayaan. Sementara 10 negara dengan peringkat kebahagiaan terendah memiliki kondisi konflik, kemiskinan, dan infrastruktur yang buruk. 10 negara dengan tingkat kebahagiaan terendah adalah Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, Afghanistan, Tanzania, Rwanda, Yaman, Malawi, Suriah, Botswana, dan Haiti.
Yang menarik, laporan ini menemukan bahwa peningkatan kebahagiaan nasional merupakan indikator yang lebih baik untuk menentukan apakah suatu pemerintah akan dipilih kembali ketimbang indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, pengangguran, dan inflasi. Ini mengungkapkan bahwa ketika orang-orang bahagia, bukan saja mereka lebih cenderung terlibat dalam politik dan pemilu, tetapi mereka lebih cenderung memilih partai-partai yang berkuasa.
ADVERTISEMENT
"Jika pemerintah ingin tetap berkuasa, mereka harus menganggap kebahagiaan rakyat lebih serius daripada tindakan ekonomi," kata Profesor Richard Layard, salah seorang penulis laporan ini. "Ini adalah temuan yang sangat penting --mungkin salah satu yang paling signifikan dalam satu generasi. Sangat penting bagi para pemimpin kita untuk melihat lebih jauh dari ukuran finansial yang sempit dan fokus pada serangkaian faktor yang lebih luas yang benar-benar memengaruhi kesejahteraan bangsa."
Lalu bagaimana dengan tingkat kebahagiaan Indonesia? Ternyata Indonesia ada di peringkat 92 dari 156 negara. Poin kebahagiaan Indonesia adalah 5,192.
Angka kebahagiaan Indonesia ini memang masih lebih kecil dibanding poin kebahagiaan Singapura yang sebesar 6,262 dan masih jauh lebih kecil dibanding poin kebahagiaan Finlandia yang sebesar 7,769.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, menurut laporan ini, Indonesia telah mengalami peningkatan kebahagiaan sebesar 0,24 poin berdasarkan perbandingan hasil survei antara tahun 2005-2008 dengan tahun 2016-2018.