Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Lebih dari 21 Juta Orang Indonesia Masih Kurang Minum
8 November 2018 7:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Ada fakta menarik mengenai kebiasaan minum orang-orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prof. Ivan Tack, Chairman of the Department of Medical Physiology, Toulouse School of Medicine, Prancis, mengatakan saat ini masih ada 500 juta orang di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai low drinker atau kurang minum. Dari 500 juta orang itu, 21,7 juta orang di antaranya berada di Indonesia.
“Salah satu risiko dari low drinker adalah terkena batu ginjal. Batu ginjal kini marak terjadi di negara-negara Barat,” kata Tack saat menyampaikan presentasinya dalam acara Konferensi Pers 2nd Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) yang diadakan di Gedung Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI FKUI), Jakarta, Rabu (7/11).
Tack juga memperingatkan, jumlah penderita batu ginjal di negara-negara Asia dapat meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang mengadopsi gaya makan Barat.

“Orang yang makan dengan gaya barat semakin bertambah. Makanan ala Barat mengandung banyak protein, gula, dan garam. Ditambah lagi kurang minum air, sehingga kotoran dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan (melalui urine) akan menumpuk.”
ADVERTISEMENT
Pada orang yang tidak dapat mengeluarkan urine dengan lancar, maka akan terjadi penumpukan kalsium yang kemudian mengkristal dan menjadi batu ginjal. Selain rentan terkena batu ginjal, low drinker, terutama pada kalangan perempuan, juga berisiko terkena infeksi kandung kemih.
Ketua Indonesian Hydration Working Group, Prof. Budi Wiweko, menambahkan bahwa risiko terkena gagal ginjal, kencing manis, dan penyakit kardiovaskular akan meningkat pada kalangan low drinker kronis.
“Kalau dia kurang dari 1,2 liter per hari minumnya, dan itu terjadi dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan hal-hal itu (gagal ginjal, kencing manis, dan penyakit kardiovaskular),” kata Budi.

Minum yang dianjurkan
Anjuran air minum yang perlu dikonsumsi setiap hari, standarnya adalah dua liter atau delapan gelas. Namun, pekerjaan, jenis kelamin, kondisi tubuh dapat mempengaruhi kebutuhan air.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pada orang yang sedang hamil, maka disarankan untuk menambah satu gelas air dari jumlah yang dianjurkan. Sementara pada ibu yang menyusui, maka dianjurkan untuk menambah tiga gelas air.