news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lubang Berisi 8 Ribu Tulang Katak Ditemukan, Apa yang Terjadi?

23 Juni 2022 9:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situs Bar Hill, tempat ditemukannya lubang berisi ribuan tulang kodok dan katak. Foto: Museum of London Archaeology
zoom-in-whitePerbesar
Situs Bar Hill, tempat ditemukannya lubang berisi ribuan tulang kodok dan katak. Foto: Museum of London Archaeology
ADVERTISEMENT
Arkeolog Inggris dibuat kebingungan dengan penemuan lubang yang berisi 8.000 tulang katak dan kodok. Tulang-tulang tersebut diperkirakan sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Para arkeolog yang berasal dari Museum of London Archaelogy menemukan kumpulan tulang tersebut di pemukiman kuno di Bar Hill, di Cambridgeshire, Inggris. Setidaknya mereka berasal dari 350 individu katak dan kodok.
Lubang tempat tulang-tulang itu ditemukan, terletak di sebelah rumah bundar dengan tata letak melingkar. Arkeolog tak menemukan adanya bukti bahwa katak dan kodok dimakan oleh manusia atau hewan lain.
“Ini adalah penemuan yang membingungkan dan terduga. Kami masih mencoba memahami sepenuhnya,” kata Vicki Ewens, arkeozoolog senior di Museum of London Archaeology, dalam sebuah pernyataan.
“Akumulasi sisa-sisa katak ini mungkin sebabkan oleh beberapa faktor yang kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang lama,” tambah Ewens.

Diperkirakan karena terjebak

Dilansir Live Science, para peneliti memiliki beberapa ide untuk menjelaskan bagaimana sisa-sisa kerangka tersebut bisa ditemukan di dalam lubang.
ADVERTISEMENT
Salah satu kemungkinan adalah selama musim kawin di musim semi, sejumlah besar katak dan kodok bergerak secara massal mencari air untuk kawin. Mereka melalui lubang yang akhirnya membuat mereka terjebak hingga mati.
Ilustrasi kodok. Foto: Quartl/Wikimedia Commons
Kemungkinan kedua adalah ada karena virus menular menginfeksi dan membunuh mereka itu dalam waktu yang hampir bersama. Skenario serupa sebelumnya pernah terjadi sebelumnya pada tahun 1980-an ketika banyak katak di Inggris terinfeksi Renavirus. Di samping itu, amfibi juga bisa mati selama musim dingin yang ekstrem.
Dan kemungkinan terakhir adalah adalah karena kumbang dan kutu daun (kelompok serangga pengisap getah) yang berkerumun untuk mendapatkan biji-bijian dari rumah bundar telah menarik perhatian katak untuk datang memakan mereka. Tetapi, karena tak bisa memanjat kembali, katak pun akhirnya mati di dalam lubang.
ADVERTISEMENT