news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lubang Hitam di Galaksi Ini Tiba-tiba Lenyap, Para Astronom Kebingungan

26 Desember 2020 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Para astronom tengah kebingungan dengan hilangnya lubang hitam supermasif (Supermassive Black Hole/SMBH) di pusat galaksi Abell 2261 (A2261-BCG). Padahal, para peneliti cukup yakin di galaksi tersebut terdapat lubang hitam besar dengan berat antara 3 hingga 100 miliar kali Matahari.
ADVERTISEMENT
Meski telah melakukan pencarian menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra dan Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA, astronom tidak mendapatkan bukti lubang hitam kolosal ada di Galaksi Abell 2261 yang diyakini hilang.
“Padahal kami cukup yakin galaksi ini memiliki lubang hitam raksasa di dalamnya,” kata Sarah Burke-Spolaor, astrofisikawan di West Virginia University, rekan penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Astronomical Society (ASS).
Para astronom dulu menelusuri bagian tengah gambar untuk mencari bukti lubang hitam, dengan berat antara 3 dan 100 miliar kali Matahari. Foto: NASA
Galaksi Abell 2261 sendiri terletak 2 miliar tahun cahaya di konstelasi Hercules. Peneliti menduga Galaksi Abell 2261 mengalami penggabungan dengan galaksi lain di masa lalu, sehingga menyebabkan lubang hitam besar yang baru terbentuk di sana terhempas keluar, proses ini disebut rekoil gelombang gravitasi.
Dijelaskan Kayhan Gultekin, seorang astronom di Michigan University, rekoil gelombang gravitasi dimulai ketika dua lubang hitam besar mengorbit satu sama lain. Setiap lubang hitam akan memancarkan riak dalam ruang waktu yang dikenal sebagai gelombang gravitasi.
ADVERTISEMENT
Saat kedua saling mendekat, mereka akan memancarkan gelombang gravitasi lebih kuat. Jika gelombang gravitasi dipancarkan secara asimetris, momentumnya akan menuju ke arah tertentu. Dan jika gelombang gravitasi membawa banyak momentum ke salah satu arah, salah satunya akan terhempas ke arah lain.
Namun Gultekin mengatakan, untuk memahami proses ini dibutuhkan beberapa perhitungan matematika yang sangat rumit. Proses ini membutuhkan relativitas numerik untuk menentukan seberapa cepat rekoilnya. Peneliti memperkirakan kecepatan maksimum rekoil berada di atas 5.000 kilometer per detik.
“Itu cukup untuk menendang lubang hitam sepenuhnya keluar dari galaksi dan hilang dalam waktu lama,” kata Gultekin. “Itu akan meluncur di ruang antargalaksi.”
Kendati begitu, kata Gultekin, terlalu dini untuk menyimpulkan Galaksi Abell 2261 tidak memiliki lubang hitam. Namun, jika ini benar, maka Abell 2261 bakal menjadi galaksi satu-satunya di alam semesta yang tidak memiliki lubang hitam. Sebab, hampir di seluruh galaksi yang pernah ditemukan memiliki lubang hitam, termasuk Bima Sakti.
ADVERTISEMENT