Malam Ini Puncak Hujan Meteor Lyrid di Langit Indonesia, Begini Cara Lihatnya

22 April 2021 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hujan meteor. Foto: NASA/JPL
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan meteor. Foto: NASA/JPL
ADVERTISEMENT
Langit Indonesia akan kembali disambangi hujan meteor lyrid akan puncaknya akan berlangsung pada malam ini 22 April 2021 atau bertepatan dengan hari ke-10 Ramadhan 1442 H. LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional) mengungkapkan hujan meteor ini sudah aktif sejak 16-15 April 2021.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan situs LAPAN, fenomena hujan meteor lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra. Hujan meteor yang akan jatuh menghujam Bumi ini berasal dari sisa debu komet C/1861 Thatcher.
Puncaknya hujan meteor lyrid akan terjadi pada 22 April pukul 19.00 WIB atau 20.00 WITA, atau 21.00 WIT. Fenomena alam ini dapat disaksikan sejak terbit di arah Barat Laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir keesokan harinya.
Hujan meteor Lyrid menyerupai bola api karena terbakar saat bergesekan dengan lapisan atmosfer. Foto: NASA
LAPAN mencatat intensitas maksimum hujan meteor lyrid di Indonesia bervariasi antara 12 hingga 15 meteor per jam dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi antara 45 derajat hingga 61 derajat.
ADVERTISEMENT
Fenomena hujan meteor lyrid dapat disaksikan langsung dengan mudah di kondisi langit cerah tanpa polusi cahaya atau udara, dan tidak terhalang objek seperti pohon dan bangunan lainnya. Kamu bisa memilih area yang luas dan gelap dengan menghadap ke timur.
Beri waktu 20 hingga 30 menit untuk mata menyesuaikan dengan lingkungan gelap agar bisa melihat meteor yang lebih redup. Jika ingin merekam fenomena hujan meteor ini dapat menggunakan kamera all-sky.
Hujan meteor lyrid tahunan terlihat di Nettleden, Hertfordshire, Inggris, Rabu (22/4) malam. Foto: Reuters/Matthew Childs
Hujan meteor lyrid sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun lalu, sehingga lyrid menjadi hujan meteor paling lama keberadaannya jika dibandingkan dengan hujan meteor lain. Hujan meteor dapat terjadi saat Bumi melintasi puing-puing debu dan partikel yang tersisa saat mengorbit matahari.
ADVERTISEMENT
Ketika debu dan partikel bersentuhan dengan atmosfer Bumi, maka penduduk Bumi dapat melihat kilatan-kilatan cahaya. Jika suatu meteorit tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.