Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Pemandangan tak biasa terjadi di Pantai Labuhan Jukung, Lampung. Ketika malam tiba, air laut di sana tampak bercahaya layaknya lampu yang muncul dari dasar lautan.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini pun sontak memancing datangnya para pengunjung untuk sekadar menyaksikan keindahan cahaya di pantai tersebut. Tapi jangan salah, sinar berwarna biru neon ini tidak benar-benar dikeluarkan oleh air, melainkan datang dari hewan-hewan laut yang naik ke permukaan dan memenuhi pesisir pantai.
Agus Setyawan, Dosen Ilmu Kelautan Universitas Lampung, mengatakan fenomena ini disebut bioluminesensi. Bioluminesensi terjadi ketika makhluk hidup mengalami reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya.
Bioluminesensi ini dapat ditemukan di seluruh biosfer, kendati hanya terjadi pada vertebrata laut, invertebrata, dan beberapa jenis tumbuhan. Pada biota laut , misalnya, ini bisa ditemukan pada plankton dan ubur-ubur.
“Lebih dari 700 genera mampu menghasilkan bioluminesensi, dan 80 persen di antaranya adalah organisme laut , antara lain ikan, krustasea atau udang, bakteri, dan dinoflagellata,” ujar Agus saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (23/12).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kata Agus, bioluminesensi memiliki banyak manfaat bagi hewan, seperti untuk mencari makanan, bentuk atraksi saat memijah, dan menghindari atau sebagai bentuk pertahanan terhadap predator.
Jurnal Academia menjelaskan, kelompok dinoflagellata menggunakan cahaya enzim green flourecent protein untuk mempertahankan diri dari serangan predator. Sedangkan bagi beberapa jenis dekapoda, sefalopoda, dan ikan, mereka menggunakan pendaran cahaya ini sebagai kamuflase untuk sembunyi dari predator. Mekanisme pertahanan ini membuat hewan tersamarkan di antara sinar lain di perairan.
Selain untuk pertahanan, bioluminesensi juga digunakan para predator untuk menarik mangsanya. Salah satu predator yang menggunakan cara ini adalah ikan angel Pterophyllum scalare dan hiu Isistius brasiliensis.
Selain itu, bioluminesensi juga bermanfaat bagi manusia, salah satunya dalam bidang medis. “Ada beberapa bioluminesensi yang bermanfaat bagi manusia dan telah dijadikan sebagai salah satu penanda dalam reaksi sel,” papar Agus.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam hal medis, misalnya, bioluminesensi dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh secara lebih cepat melalui sebuah teknologi baru yang disebut bioluminescence imaging (BLI).
Dengan menggunakan BLI, ukuran dan lokasi sel kanker dalam tubuh dapat diketahui, sehingga bisa dilakukan tindakan perawatan yang lebih tepat. Temuan ini diketahui dapat mempermudah penelitian mengenai perawatan atau obat kanker yang efektif untuk mengatasi penyakit tersebut. Dengan begitu, perkembangan sel tumor juga dapat dipantau dengan lebih mudah.