Masyarakat Diimbau Pahami Upaya Pencegahan Omicron

10 Januari 2022 18:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia belakangan terjadi karena varian Omicron (B.1.1.529). Masyarakat pun diimbau tetap waspada.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada data WHO, karakteristik Omicron yang cepat menular termasuk ciri kemampuan virus untuk menyebabkan suatu penyakit. Kondisi ini menurut Dokter Spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospitals Semarang, dr. Nalurita Ng. Sp. PK., bisa diperparah karena potensi Omicron yang kebal terhadap alat pemeriksaan dan vaksin.
"Varian Omicron menjadi VOC (Varian of Concern) karena sifatnya yang sangat menular dan ada kemungkinan penurunan efektivitas alat diagnostik dan vaksin yang ada sekarang," kata dr Nalurita dalam edukasi bincang kesehatan bertajuk "Kenali Varian Omicron, Cegah Gelombang ke Tiga" beberapa waktu lalu.
dr. Nalurita menjelaskan Omicron menular dengan cepat dan dapat berpotensi menginfeksi kembali penyintas atau yang sudah mendapatkan dosis vaksin. Meskipun hingga saat ini, risiko rawat inap, gejala berat bahkan kematian akibat Varian Omicron ini tergolong rendah.
ADVERTISEMENT
"Namun hendaknya kita tetap waspada karena semakin banyak yang kena, semakin tinggi risiko kelompok rentan (lansia, anak-anak, dan komorbid) untuk terkena, meningkatkan angka keterisian RS, RS penuh, lama2 yang butuh penanganan bisa tidak tertangani," terangnya.

Tes PCR sebagai Deteksi Akurat

Ilustrasi swab PCR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sejak ditetapkannya status pandemi COVID-19 pada Maret 2019, hingga saat ini, virus corona telah mengalami mutasi ke beberapa varian, yaitu Alpha, Beta, Delta dan yang terkini adalah Omicron.
Pemeriksaan yang paling ideal untuk mendeteksi infeksi virus corona sampai saat ini dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) atau Swab PCR test. Metode Swab test atau usap digunakan untuk mengambil sampel dari hidung dan tenggorokan.
Sementara itu, penelitian menjelaskan varian Omicron lebih dominan di daerah 'Bronchus' tidak seperti varian Delta yang lebih dominan di parenkim paru.
ADVERTISEMENT
Dari hal ini bisa diindikasikan varian ini akan keluar menyebar dengan mudah apabila si 'carrier' hanya batuk. Sehingga masih terlalu dini untuk menyimpulkan varian of concern ini tidak berbahaya.
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Atas kondisi itu, dr. Nalurita meminta masyarakat memperhatikan MIS-C atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children yaitu kumpulan syndrome akibat COVID-19 pada anak-anak. Angka kejadian memang sedikit tetapi berisiko fatal sampai kematian.
"Ada banyak informasi tentang pengembangan virus yang beredar. Misalnya virus Flurona' yang bukan varian baru dari corona dan sebenarnya adalah "ko-infeksi" satu sama lainnya. Sedangkan "Delmicron" sendiri juga belum dapat disebut varian of concern menurut para ahli WHO," kata dr. Nalurita.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, ia mengingatkan masyarakat dapat secara bijak memilih informasi sesuai sumber yang jelas keakuratannya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, secara kontinyu menjalankan prokes 5M+3T+Vaksinasi dan hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, serta rutin berolahraga sebagai kunci penting dalam melewati pandemi.