Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Matahari Tenggelam Lebih Lambat di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Cek Tanggalnya
25 Januari 2022 12:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana fenomena ini terjadi? Menurut penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN ), dari sisi astronomi Bumi diketahui berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika. Secara bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut.
Miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari inilah yang menyebabkan waktu terbit dan terbenamnya Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik lebih cepat maupun lebih lambat.
Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring menjauhi Matahari, Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan selatan Bumi.
Hal ini terjadi ketika solstis Juni, yakni ketika Matahari berada paling utara saat tengah hari terjadi setiap tanggal 20/21 Juni setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika sumbu rotasi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi miring menjauhi Matahari, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat di belahan selatan Bumi.
Hal ini terjadi saat solstis Desember, yakni ketika Matahari berada paling selatan saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 21/22 Desember setiap tahunnya.
Perhitungan Berdasarkan Bayangan
Biasanya, untuk menghitung waktu dalam melakukan aktivitas sehari-sehari memakai waktu sipil atau waktu terzonasi. Waktu sipil adalah waktu yang ditentukan berdasarkan bujur tolok zona waktu, misalkan WIB sama dengan 105 derajat BT akan lebih cepat tujuh jam terhadap Universal Time.
Sementara mengenai Matahari yang terbit lebih cepat maupun lambat ketika solstis hanya akan terjadi ketika penunjuk waktu yang kita gunakan berdasarkan bayangan Matahari saja.
ADVERTISEMENT
Waktu sejati sendiri adalah waktu yang diukur menggunakan bayangan Matahari dengan patokan meridian atau bujur setempat (arah-utara selatan Matahari ketika tengah hari di masing-masing daerah).
Fenomena Matahari yang terbenam ini merupakan hal yang biasa, yang terjadi setiap tahunnya. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak panik dalam menyikapi fenomena ini karena merupakan fenomena alami yang lazim.
“Sekitar 10 bulan lagi, sejak 13 hingga 18 November 2022 mendatang, Matahari akan terbit lebih cepat untuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” jelas Andi.
Daftar Waktu Terbenam Matahari Lebih Lambat
Berikut ini waktu terbenam Matahari untuk di beberapa wilayah di 3 pulau tersebut selama 26 Januari - 1 Februari 2022.