Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
NASA sudah memiliki keinginan untuk merealisasikan misi ke planet Mars. Sebelum misi luar angkasa itu dimulai, lembaga antariksa ini melakukan serangkaian persiapan, salah satunya baju astronaut khusus.
ADVERTISEMENT
Untuk perjalanan menuju planet Mars, dibutuhkan baju luar angkasa khusus yang berbeda dengan yang biasa dipakai astronaut NASA. Setelan ini juga harus dibekali teknologi terkini yang dirancang oleh bukan sembarang orang.
Nama Michael Lye dari Rhode Island School of Design muncul sebagai perancang kostum astronaut teranyar NASA yang dilabeli MS1. Desain MS1 merupakan hasil pengembangan dari pendahulunya, NASA Z-2, yang diluncurkan pada 2014 lalu.
NASA Z-2 yang memiliki berat 65 kilogram sengaja dirancang untuk memungkinkan astronaut melakukan spacewalking di Mars. Sementara MS1 yang berbobot 23 kilogram ini kabarnya juga bakal dikenakan astronaut pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di permukaan Mars.
Menurut laporan Mirror, kostum tersebut telah menjalani uji coba di kawasan gunung berapi GrÃmsvötn yang terletak di Islandia. GrÃmsvötn dipilih sebagai lokasi uji coba dengan berbagai pertimbangan.
ADVERTISEMENT
Salah satunya karena kawasan gunung berapi yang terletak di tudung es Vatnajökull ini memiliki medan yang tidak stabil dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem menyerupai kondisi di kutub Mars. Saat melakukan uji coba MS1, sekelompok peneliti harus melakukan perjalanan ke lokasi terpencil dan tinggal di sana selama hampir sepekan.
Para ilmuwan terpaksa tinggal berhari-hari di sebuah pondok kecil dengan satu ranjang susun. Tak ada air yang mengalir di sana, sementara mereka harus menguji ketahanan MS1 di bawah paparan sinar matahari yang terik dan dalam waktu yang panjang demi mempelajari lingkungan yang mirip Mars itu.
Kawasan GrÃmsvötn yang bertebing dimanfaatkan oleh periset untuk menguji apakah MS1 bisa digunakan untuk pendakian atau tidak. Helga Kristin, ahli geologi Islandia, ikut terjun langsung memanjat tebing gletser di GrÃmsvötn.
ADVERTISEMENT
Meski harus berhadapan dengan cuaca ekstrem dan berbagai kendala teknis, uji coba ini dilaporkan berhasil. Data yang telah mereka kumpulkan dari hasil uji coba ini akan menjadi bekal informasi terkait pakaian luar angkasa yang dapat digunakan untuk melatih astronaut di Bumi.
Para peneliti memberi catatan bahwa MS1 mampu menyesuaikan kondisi fisik setiap orang yang mengenakannya. Kostum astronaut ini juga berfungsi baik selama misi uji coba berlangsung.
Setelah misi luar angkasa pertama dengan seluruh kru astronaut perempuan batal gara-gara kostum antariksanya tak layak pakai pada Maret 2019 lalu, NASA berjanji baju MS1 tak bakal mengecewakan. Ditambah, hasil uji MS1 di GrÃmsvötn menunjukkan pertanda baik.
Ke depan, uji coba yang dilakukan di lokasi ini akan dikhususkan untuk melatih para astronaut mengidentifikasi tanda-tanda kehidupan makhluk asing di Mars menggunakan energi panas Bumi. Tak hanya itu, mereka juga akan mengeksplorasi bagaimana sumber air beku di daerah kutub Bulan dan Mars dapat digunakan kembali untuk bahan bakar roket, oksigen, dan hidroponik, serta tempat tinggal manusia jangka panjang.
ADVERTISEMENT