Mengenal Gangguan Bicara Gagap yang Pernah Diderita Raja Inggris, George VI

2 Februari 2021 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja George VI menyampaikan siaran radio pada hari kerajaan, tahun 1939 di Manitoba, Kanada. Foto: BiblioArchives LibraryArchives via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Raja George VI menyampaikan siaran radio pada hari kerajaan, tahun 1939 di Manitoba, Kanada. Foto: BiblioArchives LibraryArchives via Flickr
ADVERTISEMENT
Gagap merupakan kata lain dari gangguan bicara di mana seseorang mengulangi atau memperpanjang kata, suku kata, atau frasa. Seseorang yang mengalami gagap juga dapat berhenti saat berbicara dan tidak mengeluarkan suara untuk suku kata tertentu.
ADVERTISEMENT
Secara fisik, gejala gagap dapat terlihat saat seseorang sudah mulai berkedip dengan cepat, bibir dan rahang yang bergetar, dan wajah atau tubuh bagian atas menegang.
Albert Frederick Arthur George Windsor atau yang biasa dikenal sebagai King George VI adalah raja Inggris misalnya, mengalami persoalan gagap, sejak usia delapan tahun tahun. Sejak dini pangeran George sering merasa ketakutan, mudah marah, dan cenderung mudah menangis. Beberapa sifat ini ia bawa sebagian ke masa dewasanya.
Sebelum menjadi Raja, pada tahun 1920 dia diangkat sebagai Duke of York, sebuah gelar kebangsaan yang diberikan Kerjaan Inggris. Dengan gelar tersebut ia takut gagapnya mengganggu saat berpidato di depan rakyat Inggris.
Perjuangan George melawan gagap terekam dalam film The King's Speech (2010), yang menggambarkan hubungan dirinya dengan terapis wicara asal Australia, Lionel Logue. Akhirnya, saat George diangkat menjadi raja ia berhasil mengatasi gagapnya dengan berpidato langsung melalui radio pada 3 September 1939 saat Inggris memasuki Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Di masa lalu, banyak terapis yang mengaitkan gagap dengan cacat pada lidah, kotak suara, kecemasan, trauma, atau bahkan pola asuh yang buruk. Namun, menurut ahli patologi bahasa Michigan State University di East Lansing, J. Scott Yaruss, menduga bahwa gangguan syaraf telah menyebabkan seseorang menjadi gagap. Dugaan tersebut berawal pada tahun 1991 para peneliti mengatakan adanya aliran darah yang berubah di otak seseorang yang gagap.
Sementara itu, menurut ahli patologi bahasa dan ahli saraf dari Universitas Michigan di Ann Arbor, Soo-Eun Chang mengatakan, gagap terjadi akibat sedikit keterlambatan komunikasi antar bagian otak. Menurut Chang, seseorang yang berpidato akan sangat rentan terhadap penundaan seperti itu karena beberapa bagian otak harus dikoordinasikan dengan kecepatan kilat.
ADVERTISEMENT
Mengutip Medical News Today, meskipun psikologis bukan alasan utama gagap, namun faktor psikologis dapat memperburuk kegagapan seperti stres, rasa malu, dan kecemasan.

Perawatan gagap

Perawatan untuk orang yang gagap cenderung difokuskan untuk mengajarkan keterampilan, strategi, dan perilaku seseorang.

Terapi kefasihan

Mengontrol kecepatan bicara adalah salah satu latihan bicara untuk seseorang yang gagap. Latihan ini dapat dilakukan dengan cara berbicara secara lambat, menggunakan kata-kata yang pendek, dan melatih pengucapan huruf vokal dan non-vokal.
Selain itu, kontrol pernafasan juga penting untuk mengatur bicara dalam waktu yang lama.

Berbicara dengan seseorang yang gagap

Seseorang yang tidak terbiasa berbicara dengan orang gagap mungkin bingung cara menanggapinya. Salah satu caranya adalah berfokus pada informasi yang mereka coba sampaikan, bukan bagaimana informasi terdengar.
ADVERTISEMENT
Seorang yang gagap sangat menyadari seperti apa ucapan mereka. Mereka sangat paham bahwa mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mengucapkan kata-kata. Penting agar pendengar memberikan perasaan sabar, tenang, dan damai.
Ilustrasi seseorang sulit berbicara Foto: Soumyadeep Paul via Flickr
Pendengar yang tidak sabar atau pendengar yang tampak tidak sabar, mungkin akan mempersulit orang yang gagap untuk berbicara. Mencoba melanjutkan kata-kata sering kali merupakan upaya untuk membantu, tetapi bagi orang yang gagap dapat dianggap sebagai ketidaksabaran.
Menyuruh orang gagap untuk rileks atau menarik napas dalam-dalam juga bisa membuat mereka semakin stres (meskipun beberapa kasus hal ini dapat membantu). Gagap adalah kondisi yang tidak mudah diatasi, dan biasanya tidak dapat diatasi dengan mudah dengan beberapa tarikan napas dalam.
Jika pendengar benar-benar tidak yakin bagaimana harus bersikap, mungkin akan membantu bertanya kepada mereka apa cara terbaik untuk menanggapinya.
ADVERTISEMENT
(MRT)