Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening yang Diderita Ria Irawan

6 Januari 2020 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerabat dan keluarga saat melayat jenazah Ria Irawan dikediamannya dikawasan Lebak Bulus, Jakarta, Senin, (6/1).  Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat dan keluarga saat melayat jenazah Ria Irawan dikediamannya dikawasan Lebak Bulus, Jakarta, Senin, (6/1). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktris Ria Irawan mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (6/1). Aktris kawakan itu merupakan penyintas kanker kelenjar getah bening sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Sebelum divonis mengidap kanker kelenjar getah bening, adik kandung Dewi Irawan itu sudah menjalani operasi pengangkatan rahim dan indung telur. Ria pun dinyatakan bersih dari sel kanker berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan Abdomen pada 25 Januari 2017.
Namun pada pertengahan 2018, Ria beberapa kali harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang kembali menurun. Sampai akhirnya, bintang film “Biola Tak Berdawai” itu meninggal dunia di usianya yang ke 50 tahun.
Arifin Ilham. Foto: Instagram @kh_m_arifin_ilham
Selain Ria Irawan, Ustaz Arifin Ilham juga diketahui mengidap kanker kelenjar getah bening semasa hidupnya. Pada akhir 2018, Ia sempat dinyatakan telah bebas dari kanker. Namun pendiri Pondok Pesantren Az-Zikra itu akhirnya wafat di usia 49 tahun pada 22 Mei 2019 lalu, setelah berjuang melawan kanker dan mendapat perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening sendiri merupakan organ kecil berbentuk kacang yang tugasnya memproduksi dan menyimpan sel darah, yang membantu melawan bakteri dan virus penyebab infeksi. Dalam laman Cancer Center, dijelaskan bahwa kelenjar getah bening membuang limbah sel dan cairan dari getah bening (cairan limfatik), dan menyimpan limfosit (sel darah putih). Bagian dari sistem limfatik, kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh, seperti leher, ketiak, perut, dan selangkangan.
Kanker kelenjar getah bening
Bicara soal kanker kelenjar getah bening, jenis kanker ini dapat muncul dengan dua cara. Pertama, sel kanker tumbuh di kelenjar getah bening itu sendiri atau menyebar ke organ tubuh lainnya.
Kanker yang diawali pada kelenjar getah bening disebut limfoma. Situs Cancer Org menjelaskan bahwa yang paling sering dialami pasien adalah kanker yang tumbuh di bagian tubuh lain, kemudian menyebar ke kelenjar getah bening.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, pasien yang menderita penyakit ini sangat mungkin mengalami metastatis, kondisi dimana sel kanker telah menyebar dari tempat asalnya menuju organ lain di dalam tubuh.
Ria Irawan. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Sel-sel kanker dapat melakukan perjalanan melalui aliran darah untuk mencapai organ tubuh yang jauh sekalipun. Jika sel-sel kanker tersebut melakukan perjalanan melalui sistem getah bening, sel-sel kanker mungkin berakhir di kelenjar getah bening.
Bagaimanapun, sebagian besar sel kanker berhasil terbunuh sebelum mereka tumbuh di tempat lain. Hanya saja, satu atau dua sel tersebut mungkin menetap di daerah baru, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru. Ketika sel kanker tumbuh di dalam kelenjar getah bening, biasanya mempengaruhi fungsi kelenjar getah bening di dekat tumor itu tumbuh.
ADVERTISEMENT
satu atau dua sel tersebut mungkin menetap di daerah baru, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru. Ketika sel kanker tumbuh di dalam kelenjar getah bening, biasanya mempengaruhi fungsi kelenjar getah bening di dekat tumor itu tumbuh.
Gejala kanker kelenjar getah bening
Gejala umum dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening yang dialami pasien. Dalam situs resminya, Mayo Clinic menjabarkan pembengkakan kelenjar getah bening terjadi tanpa rasa sakit. Ada benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan pasien.
Gejala lainnya yang dapat dikenali adalah ketika seseorang amat mudah merasa lelah. Beberapa pasien juga mengalami demam dan terus mengeluarkan keringat di malam hari. Selain itu, gejala yang dapat muncul adalah sesak napas, penurunan berat badan, serta kulit yang terasa gatal.
ADVERTISEMENT
Penyebab kanker kelenjar getah bening
Hingga kini, dokter belum bisa memastikan apa yang menyebabkan limfoma. Penyakit tersebut bermula dari sel darah putih yang seharusnya berfungsi melawan penyakit yang disebut limfosit, mengembangkan mutasi genetik. Mutasi memberitahu sel untuk berkembang biak dengan cepat, menyebabkan banyak limfosit berpenyakit yang terus bertambah banyak.
Mutasi juga memungkinkan sel untuk hidup ketika sel normal lainnya akan mati. Hal ini menyebabkan terlalu banyak limfosit yang sakit dan tidak efektif di kelenjar getah bening sehingga menyebabkan kelenjar getah bening, limpa, dan hati membengkak.
Faktor risiko
Usia: Beberapa jenis limfoma kerap menimpa orang dewasa. Paling umum terjadi, penyakit ini menyerang orang-orang berusia di atas 55 tahun.
Umum terjadi pada kaum perempuan: Laki-laki berisiko lebih rendah mengalami limfoma dibandingkan perempuan.
ADVERTISEMENT
Bermasalah dengan sistem kekebalan tubuh: Limfoma lebih sering terjadi pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh atau pada orang yang menggunakan jenis obat-obatan tertentu yang menimbulkan efek samping, yakni menekan sistem kekebalan tubuh mereka.
Infeksi: Beberapa infeksi berhubungan dengan peningkatan risiko limfoma, termasuk virus Epstein-Barr dan infeksi Helicobacter pylori.
Penanganan medis yang dilakukan untuk pasien dengan kanker kelenjar getah bening sangat bergantung pada ukuran dan lokasi tumor bersarang. Sebelum melakukan tindakan medis yang tepat, dokter juga harus memastikan apakah sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain atau tidak.
Tindakan operasi dilakukan untuk menangani kanker metastatis yang telah menyebar ke kelenjar getah bening. Sementara pengobatan lain untuk penyakit kanker kelenjar getah bening bisa dilakukan dengan kemoterapi serta transplantasi stem cells atau sel induk.
ADVERTISEMENT