Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Piotr Naskrecki, ahli serangga dan fotografer dari Harvard University’s Museum of Comparative Zoology, termasuk beruntung bisa menemukan tarantula Goliath birdeater saat sedang berada di hutan tropis Guyana pada Oktober 2014 lalu. Ia tidak sengaja menemukan tarantula raksasa itu saat berjalan di pedalaman hutan pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ia mengira telah melihat mamalia berbulu lebat sejenis possum. Namun saat menyalakan senter, hewan yang berada di bawah kakinya ternyata adalah tarantula sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Goliath birdeater yang juga dikenal dengan nama latin Theraphosa blondi itu merupakan tarantula terbesar di dunia, menurut Guinness World Records. Naskrecki berkata, tarantula ini bisa tumbuh sebesar anak anjing dengan bobot lebih dari 170 gram dan panjang kaki 30 sentimeter atau sepanjang lengan anak-anak. Selain itu, ujung kaki dan cakarnya yang keras membuat tarantula ini sering menghasilkan suara 'klik' seperti suara kuku kuda menepak tanah.
Saat Naskrecki mendekat, araknida ini menggosok perutnya menggunakan kaki belakang untuk menyemprotkan gumpalan rambut yang mengandung duri berukuran mikroskopis sebagai bentuk pertahanan diri. Rambut-rambut itu dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal selama berhari-hari jika terkena mata atau selaput membran lain.
Tidak hanya itu, hewan berbulu itu mempunyai panjang taring 2 sentimeter yang dapat memanjang hingga 3,8 sentimeter. Gigitan tarantula ini juga mengandung bisa yang sangat menyakitkan meski tidak mematikan untuk manusia.
ADVERTISEMENT
Mekanisme pertahanan lain yang dimiliki tarantula terletak pada bulu-bulu lebat di tubuhnya. Bulu-bulu ini mengandung duri kecil seperti kait yang berdesis saat bergesekan.
“Tapi hewan ini sama sekali tidak mengancam manusia, bahkan jika menggigitmu. Mungkin ayam dapat melakukan lebih banyak kerusakan pada manusia dibanding tarantula ini,” kata Naskrecki
Meski bernama birdeater (pemakan burung), tarantula ini bukanlah pemakan burung. Sebab, Goliath memburu mangsanya di sekitar serasah daun pada malam hari sehingga kemungkinan bertemu burung sangat kecil. Meski demikian, jika menemukan sarang burung, ia dapat dengan mudah membunuh induk dan anak burung tersebut.
Tarantula Goliath, kata Naskrecki, mampu membunuh mamalia kecil dan akan menyerang apapun yang ia temui.
Mangsa utamanya adalah cacing tanah yang mudah ditemukan di malam hari. Ia juga dapat memangsa katak dan serangga lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Naskrecki, Goliath bukanlah hewan langka yang terancam punah. Tarantula raksasa itu hanya selalu menghindari bertemu manusia. Oleh karena itu, Naskrecki segera menangkap Goliath yang muncul di hadapannya untuk dipelajari lebih lanjut di laboratorium.
“Bekerja di Amerika Selatan selama 10 sampai 15 tahun, saya baru bertemu tarantula ini tiga kali,”’ kata Naskrecki.