Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Seekor ikan hiu dengan keadaan fisik yang tak normal ditemukan di lautan Pulau Sardinia, Italia. Wujud hiu yang ditemukan oleh sekelompok peneliti dari University of Cagliari itu miris, karena tidak memiliki kulit dan juga gigi alias ompong.
ADVERTISEMENT
Setelah diteliti lebih lanjut, ikan itu adalah hiu kucing alias catshark. Hiu itu tampak sehat meski memiliki fisik yang tidak normal dibanding hiu lain sejenisnya. Namun keterbatasan fisik hiu betina itu tidak membuatnya kehilangan kemampuan untuk berburu mangsa di laut.
Tim peneliti mengatakan, bahwa hiu itu bisa beradaptasi dengan kondisi fisiknya untuk mencari makan dengan cara langsung menelan mangsanya hidup-hidup. Tapi, apa yang membuat hiu tanah tersebut tidak memiliki kulit dan gigi?
Para peneliti mengatakan bahwa hiu itu sebenarnya sama seperti hiu lainnya. Hanya saja, ia kehilangan kulit akibat berenang di lautan yang terkontaminasi zat kimia dan asam akibat perubahan iklim.
Ini adalah penelitian pertama terjadinya kasus kekurangan struktur yang berhubungan dengan kulit (epidermis, stratum laxum, dentikel dermal dan gigi) pada hiu kucing alias Galeus melastomus. Ini mengherankan karena kulit adalah alat vital bagi hiu untuk melindungi mereka di lingkungan dengan persaingan berburu yang sangat keras.
ADVERTISEMENT
Lapisan kulit luar juga membantu hiu untuk bermanuver di air karena bisa mengurangi gesekan di sekitar tubuh. Namun, sepertinya hiu kucing ini sudah bisa beradaptasi dengan keadaan fisik tersebut.
Peneliti mengatakan bahwa hiu tersebut tertangkap di Cape Carbonara, di bagian selatan Pulau Sardini pada Juli 2019 lalu. Ia tertangkap pada kedalaman 1.640 kaki di bawah permukaan laut .
Hiu itu tampak berwarna kekuningan pucat di seluruh permukaan tubuhnya, kecuali bagian mata, perut dan insang. Ketiga tempat itu merupakan bagian yang masih memiliki pigmen. Sementara giginya telah habis dan membuatnya terlihat ompong.
“Tidak jelas bagaimana kelainan ini berdampak pada perilaku, fisiologi atau ekologi individu ini,” jelas peneliti dalam malakah penelitian Fish Biology.
ADVERTISEMENT
"Mengingat fungsi kulit, kurangnya dentikel dermal, epidermis dan stratum laxum kemungkinan besar telah mengubah gaya renang si hiu, dan mungkin meningkatkan biaya energi untuk berenang meski kecepatannya jadi melambat,” lanjut penelitian.
Tidak adanya gigi pada hiu itu juga tidak mempengaruhi kemampuan makannya. Peneliti menemukan ada 14 mangsa di dalam perut. Namun, sisa-sisa mangsa itu menunjukkan bahwa mereka telah ditelan secara utuh.
Ilmuwan meyakini bahwa kontaminasi air laut dengan bahan kimia, ditambah dengan air yang menghangat dari perubahan iklim menjadi penyebab hiu kehilangan kulit dan giginya.
Live Update