Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Misteri Gua Gough, Tempat Praktik Kanibalisme dan Ritual Kuno Manusia Prasejarah
20 Februari 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sebuah gua kuno di Somerset, Inggris, menyimpan rahasia rumit kehidupan manusia prasejarah , salah satunya tentang bukti kanibalisme manusia.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara ciri-ciri sejarah alam tersebut, terdapat jejak arkeologi tentang tempat tinggal manusia sekitar 14.700 tahun lalu. Gua itu juga memberikan buktikan gambaran tentang praktik kuno yang telah dilupakan.
Dalam Gua Gough, para arkeolog menemukan sisa kerangka beberapa manusia, termasuk dua remaja dan seorang anak berusia sekitar 3 tahun. Tulang-tulang mereka menunjukkan bukti kuat adanya praktik kanibalisme .
Di beberapa tulang, terdapat tanda adanya gigitan manusia yang menandakan bahwa mayat mungkin telah disantap oleh manusia lain yang juga tinggal di gua. Bukan hanya itu, beberapa bukti juga menunjukkan adanya retakan dan belahan di tulang panjang serta tulang rusuk sehingga ini menjadi petunjuk bahwa seseorang mungkin berusaha mendapatkan sumsum dan lemak di dalamnya.
Beberapa tulang juga memiliki bekas luka di mana daging lunak sengaja diambil dan tengkoraknya dilubangi serta diubah menjadi cangkir atau mungkin mangkuk. Salah satu hal yang paling menarik dari temuan ini adalah fakta bahwa tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada jenazah sebelum dia meninggal. Artinya, orang-orang tersebut tidak dibunuh akibat konflik, meski akhirnya tubuh mereka disayat dan dibelah setelah jadi mayat.
ADVERTISEMENT
Kanibalisme: Kekejaman atau kasih sayang?
Ada dua penjelasan potensial. Pertama, ini merupakan contoh tindakan kanibalistik yang banyak orang pikirkan saat ini: sebuah sisi kejam dan mengerikan dalam sejarah manusia. Namun, ada kemungkinan kasus-kasus ini menunjukkan perilaku yang lebih kompleks yang merupakan hasil dari belas kasih atau cinta.
Tapi bagaimanapun, kanibalisme yang dikaitkan dengan bentuk kasih sayang akan sulit diterima. Referensi budaya pop soal kanibalisme saat ini cenderung berfokus pada skenario dan situasi kejam mengenai pembunuh berantai, zombie, dan monster. Ini menjadikan kanibalisme dipandang sebagai sesuatu yang tabu, kendati praktik ini telah dilakukan dalam banyak budaya sepanjang sejarah.
Nenek moyang kita telah saling makan satu sama lain selama jutaan tahun. Dalam banyak kasus, ini dilakukan karena suatu kebutuhan, misalnya untuk bertahan hidup dari kelaparan. Namun dalam kasus lain, ini menjadi bagian dari kepercayaan dan praktik pemakaman. Di Gua Gough, misalnya, mayat manusia kemungkinan dimakan oleh orang dicintai.
Individu yang ditemukan di dalam gua kemungkinan mati selama Zaman Es terakhir, yang berarti mereka dimakan sebagai cara individu lain untuk bertahan hidup, tapi penjelasan ini belum cukup. Pasalnya, terdapat banyak tulang hewan di gua yang sama, yang menunjukkan bahwa mereka sebenarnya memiliki makanan yang cukup. Lalu, ada pula tengkorak manusia yang diubah menjadi wadah minuman.
ADVERTISEMENT
Walau terdengar mengerikan, penggunaan tengkorak sebagai wadah sudah cukup dikenal di banyak kebudayaan masa lalu. Bangsa Viking dan Scythians adalah dua contoh masyarakat yang memiliki praktik serupa, namun tengkorak dari Gua Gough adalah salah satu contoh paling awal yang pernah ditemukan.
“Tengkorak tersebut dibersihkan dengan teliti dari jaringan lunaknya tak lama setelah orang meninggal. Tanda menunjukkan pemotongan pada bibir, pipi dan lidah, serta pencabutan mata. Kemudian tulang wajah dan pangkal tengkorak diangkat dengan perlahan. Akhirnya kubah tengkorak dibentuk dengan cermat menjadi cangkir,” jelas Bello sebagaimana dikutip IFLScience.
Cara yang dilakukan manusia zaman dulu dalam mempersiapkan tengkorak-tengkorak ini menunjukkan bahwa kerangka manusia memiliki arti penting lebih dari sekadar dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi. Analisis 3D pada ukiran tulang lengan bawah yang ditemukan di dalam gua juga menunjukkan bahwa tulang tersebut ditandai setelah dagingnya diangkat.
ADVERTISEMENT
“Urutan modifikasi yang dilakukan pada tulang tersebut dengan kuat menunjukkan bahwa ukiran merupakan bagian intrinsik dari ritual kanibalisme dan memiliki makna simbolis yang tersembunyi,” ujar Bello.