Misteri ‘Laba-laba’ di Mars Akhirnya Terungkap, Apa Itu?

8 April 2021 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pola 'Laba-laba' yang difoto Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA di kutub selatan Mars pada 13 Mei 2018. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Pola 'Laba-laba' yang difoto Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA di kutub selatan Mars pada 13 Mei 2018. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Setelah bikin ilmuwan bertanya-tanya dalam 20 tahun terakhir, misteri ‘laba-laba’ misterius yang ada di Mars akhirnya terpecahkan.
ADVERTISEMENT
Laba-laba yang dimaksud di sini bukanlah hewan berkaki delapan seperti di Bumi, melainkan pola aneh yang tampak berada di permukaan Mars. Pola ini berbentuk cabang hitam dan terlihat cukup menyeramkan sehingga peneliti menjulukinya "araneiforms" (artinya "seperti laba-laba").
Penamaan unik dari peneliti atas fenomena pola aneh di Mars itu memang enggak mengherankan. Umumnya, pola laba-laba di Mars berukuran 1 km. Pola-pola aneh ini pun, yang sering terlihat berada di wilayah Kutub Selatan Mars, tak pernah kita temukan di Bumi.
Namun, dalam sebuah studi baru yang diterbitkan 19 Maret di jurnal Scientific Reports, para peneliti tampaknya telah mengetahui bagaimana pola laba-laba di Mars terbentuk.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan berhasil menciptakan kembali laba-laba versi kecil di lab mereka. Tak sampai 1 km layaknya di Mars, pola laba-laba yang mereka buat cuma seukuran 3-5 mm saja.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menjelaskan, mereka dapat membuat pola laba-laba layaknya di permukaan Mars menggunakan lempengan es karbon dioksida, yang biasa disebut sebagai ‘es kering’, dan mesin yang mensimulasikan atmosfer sang Planet Merah kepada lapisan sedimen.
Nah, ketika es dingin melakukan kontak dengan lapisan sedimen mirip Mars yang jauh lebih hangat, sebagian es langsung mengalami sumblimasi dari bentuk padat menjadi gas. Proses tersebut kemudian membentuk retakan mirip laba-laba di mana gas mendorong keluar melalui es.
Menurut para peneliti, bentuk kaki dari pola laba-laba akan lebih banyak ketika butiran es kering yang jatuh lebih halus dan lebih sedikit ketika butirannya lebih kasar.
Tingkat percabangan dan diameter lubang angin. Merah menunjukkan urutan pertama cabang, hijau menunjukkan urutan kedua dan biru menunjukkan urutan ketiga. Foto: Mc Keown, et al./The Open University
"Penelitian ini menyajikan serangkaian bukti empiris pertama untuk proses permukaan yang diperkirakan mengubah lanskap kutub di Mars," kata penulis utama studi Lauren McKeown, ilmuwan planet dari The Open University di Inggris, dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
"Eksperimen menunjukkan secara langsung bahwa pola laba-laba yang kami amati di Mars dari orbit dapat diukir dengan konversi langsung es kering dari padat menjadi gas."
Mars sendiri memiliki atmosfer dengan kandungan lebih dari 95 persen karbon dioksida (CO2), menurut NASA. Adapun di wilayah kutubnya, begitu banyak es dan embun beku yang terbentuk dari karbon dioksida pada musim dingin.
Sebelumnya, dalam sebuah studi pada 2003, para peneliti sempat mencoba memecahkan misteri pola laba-laba di Mars.
Pada waktu itu, mereka berhipotesis bahwa laba-laba di Mars dapat terbentuk di musim semi, ketika sinar matahari menembus lapisan es kering yang tembus cahaya dan memanaskan tanah di bawahnya. Peneliti menduga, pemanasan inilah yang menyebabkan es menyublim dari permukaan, membuat tekanan di bawah es hingga akhirnya retak dan bikin pola laba-laba di permukaan Mars.
ADVERTISEMENT
Eksperimen dalam studi terbaru membuktikan bahwa hipotesis sublimasi laba-laba teruji secara empiris. Terlepas dari perbedaannya dengan ukuran asli di Mars, peneliti menemukan bahwa es kering selalu menyublim saat bersentuhan dengan sedimen yang berada dalam atmosfer artifisial mirip Planet Merah itu, sebelum akhirnya retak dan bikin pola laba-laba.