Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ngengat Raksasa Asli Asia Tenggara Ditemukan di AS, Bikin Ilmuwan Bingung
20 Agustus 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kupu-kupu gajah (Attacus atlas) merupakan salah satu spesies ngengat terbesar di Bumi yang berhabitat asli di Asia selatan atau Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, secara tidak terduga serangga tersebut ditemukan ada di AS, membuat ilmuwan kini kebingungan.
ADVERTISEMENT
Kehadiran ngengat raksasa itu di luar habitatnya juga bikin cemas para peneliti. Ada kekhawatiran serangga ini akan menjadi spesies invasif, sementara asal muasalnya masih misterius.
Seorang professor University of Washington menemukan ngengat ini pertama kali pada 7 Juli 2022 dan melaporkannya ke Departemen Agrikultura Negara Bagian Washington (Washington State Department of Agriculture/WSDA). Sampel ngengat berukuran 25 cm itu kemudian dikirim ke Departemen Agrikultura AS yang mengkonfirmasi bahwa itu adalah moth atlas atau kupu-kupu gajah (Attacus atlas).
"Kami tidak yakin itu bisa bertahan di sini," kata Sven Spichiger, ahli entomologi Departemen Agrikultura AS. "Departemen Agrikultura AS sedang mengumpulkan informasi ilmiah dan teknis yang tersedia tentang ngengat ini dan akan memberikan rekomendasi tanggapan, tetapi sementara itu, kami berharap penduduk akan membantu kami mengetahui apakah ini adalah pelarian satu kali atau apakah mungkin memang ada populasi di daerah tersebut.”
ADVERTISEMENT
Pemerintah meminta warga melaporkan penampakan ngengat ini. Warga juga boleh memegang atau mengambil ngengat tersebut untuk kemudian dikirim ke Departemen Agrikultura. Namun ada aturan yang melarang warga memelihara dan menjual spesies ini.
Departemen Agrikultura AS, dengan divisi khusus Dinas Kehutanan AS, melacak setiap hewan luar yang masuk ke AS dan berpotensi menjadi spesies invasif. Spesies invasif adalah spesies yang dapat mengganggu keseimbangan ekologi, dan berdampak ke lingkungan serta ekonomi lokal.
Pada Juli 2022 lalu, AS dihebohkan dengan penemuan lanternfly, serangga semacam wereng. Spesies bernama latin Lycorma delicatula itu berhabitat asli di India, China, dan Vietnam.
Keberadaannya di AS mengancam tanaman petani, karena dapat merusak setidaknya 70 spesies tanaman lokal. Pemerintah meminta warga yang melihat laternfly untuk segera membunuhnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian lebah pembunuh (murder hornet) juga masuk berita pada 2021 lalu, karena keberadaanya di AS mengancam penyerbuk seperti lebah lokal. Spesies tabuhan ini asli Jepang, dan dapat tumbuh hingga 5 cm. Pemerintah lokal Washington memasang 1.000 lebih perangkap untuk lebah pembunuh.