Ngeri! Langit di New York Berkabut Asap Kuning, Ini Penyebabnya

8 Juni 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang mengendarai sepeda di 6th Avenue saat kabut dan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Kanada menyelimuti Kota New York, New York, AS, Rabu (7/6/2023). Foto: Andrew Kelly/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang mengendarai sepeda di 6th Avenue saat kabut dan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Kanada menyelimuti Kota New York, New York, AS, Rabu (7/6/2023). Foto: Andrew Kelly/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah kota di Amerika Serikat (AS), termasuk New York, diselimuti kabut asap tebal, mengubah langit menjadi abu-abu kekuningan. Penyebabnya sendiri dikarenakan ada kebakaran hutan yang terjadi di Kanada belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan yang melanda di beberapa provinsi Kanada bukan tanpa sebab. Panas yang tidak biasa dengan cuaca kering tanpa henti berperan besar menimbulkan peristiwa tersebut.
"Bulan Mei baru saja keluar dari grafik - mencatat rekor hangat di sebagian besar Kanada," kata Eric James, peneliti dari Cooperative Institute for Research in Environmental Science di University of Colorado, seperti dikutip AP, Kamis (8/6).
Pernyataan serupa juga diamini Joel Thornton, profesor dari Department of Atmospheric Sciences di University of Washington. Dia mengatakan planet yang memanas akan menghasilkan gelombang panas yang lebih panas dan lama, sehingga menghasilkan api yang lebih besar dan berasap.
Foto udara kondisi kebakaran hutan di selatan Fort Nelson, British Columbia, Kanada. Foto: B.C. Layanan/via REUTERS
Kebakaran di wilayah Quebec, Kanada, relatif besar dan dekat dengan Rhode Island, AS, jaraknya sekitar 800 hingga 970 kilometer. Insiden itu terjadi setelah kebakaran hutan di Nova Scotia, Kanada.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ingat kebakaran sebesar ini dalam 10 tahun terakhir," tambah James tentang kebakaran di Quebec.
Asap dari kebakaran hutan di Kanada bagian barat telah melayang dan menyeberang ke AS selama berminggu-minggu. Kebakaran di Quebec yang baru-baru ini terjadi menyebabkan kabut asap berbahaya menyelimuti AS bagian timur.

Kenapa asap kebakaran hutan di Kanada bisa sampai ke AS?

Angin kencang di atmosfer berperan membawa asap kebakaran ke tempat yang jauh. Kebakaran yang besar dan hebat biasanya mengepulkan asap hingga ratusan kilometer jauhnya dari sumber api.
Bob Henson, ahli meteorologi dari Yale Climate Change Connections, mengatakan udara bersirkulasi berlawanan arah jarum jam di sekitar atmosfer di langit dekat Nova Scotia. Kondisi ini mengirim angin ke selatan melewati kebakaran di Quebec.
ADVERTISEMENT
Patung Liberty diselimuti kabut dan asap akibat kebakaran hutan dari Kanada, di New York, AS, Selasa (6/6/2023). Foto: Amr Alfiky/REUTERS
Di sana angin menjemput asap, lalu berbelok ke timur melewati negara bagian New York. Asap kemudian terbawa ke pesisir timur AS.
"Ini masalah lintasan yang sederhana. Asap pergi ke mana angin membawanya," ujar Henson.

Kabut asap bikin New York jadi kota dengan udara paling tercemar di dunia

Kabut asap yang mencemari udara di New York gak cuma membuat Patung Liberty dan berbagai gedung pencakar langit terlihat samar-samar, tetapi juga mengancam kesehatan warga. Sebab, asap yang tersebar bukan hanya memiliki satu jenis bahan kimia.
"Asap bisa mengandung gas, karbon, dan logam beracun," ungkap Rime Habre, pakar kualitas udara dari University of Southern California, sembari menambahkan bahwa asap bisa berubah dan dapat mengandung ozon.
ADVERTISEMENT
Lembaga pengawas kualitas udara yang berbasis di Swiss, IQAir, menempatkan tingkat kualitas udara di New York pada peringkat 174 per Rabu (7/6). Poin antara 151 dan 200 menunjukkan kualitas udara yang tidak sehat untuk dihirup makhluk hidup, sementara poin di atas 200 dikategorikan sebagai ‘sangat tidak sehat’.
Orang-orang berjalan di tengah kabut dan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Kanada yang menutupi cakrawala Manhattan, di New York City, New York, AS, Rabu (7/6/2023). Foto: Andrew Kelly/REUTERS
Adapun indeks itu mengukur tingkat partikulat halus atau PM 2.5, yakni polutan berupa partikel kecil di udara yang mengurangi jarak pandang dan menyebabkan udara tampak berkabut ketika kadarnya meningkat.
Jika terhirup, PM2.5 dapat membahayakan saluran pernapasan dan paru-paru. Pada gilirannya, hal ini dapat memperburuk mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan seperti asma, hingga bahkan menyebabkan keluhan jantung dalam jangka panjang.
Karena berbahayanya polusi, pemerintah kota New York meminta warga tetap di dalam ruangan dan hanya kegiatan sangat penting saja yang mungkin bisa dilakukan di luar ruangan.
ADVERTISEMENT
Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan, kini mereka masuk fase krisis darurat. Situasi ini akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.