Orang Ini Bikin Toilet Pintar, Bisa Ubah Tinja Jadi Listrik dan Uang Digital

15 Juli 2021 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Profesor Cho Jae-woen sedang berdiri di dekat tangki tinja di laboratorium Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST). Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Profesor Cho Jae-woen sedang berdiri di dekat tangki tinja di laboratorium Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST). Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Apa jadinya jika buang air besar (BAB) bisa menghasilkan uang untuk jajan kopi atau gorengan di warung? Tampak tidak mungkin, tapi ini benar-benar terjadi. Di sebuah universitas Korea Selatan, kotoran manusia bisa diubah menjadi listrik dan mata uang digital yang bisa dipakai transaksi.
ADVERTISEMENT
Profesor teknik perkotaan dan lingkungan di Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST), Cho Jae-weon, adalah otak di balik terobosan baru ini dengan membuat toilet ramah lingkungan yang bisa mengubah tinja menjadi biogas dan pupuk kandang.
Cho menyebut toilet pintar ini dengan nama BeeVi, gabungan dari kata Bee dan Vi. BeeVi bekerja dengan cara menggunakan pompa vakum untuk mengirim langsung kotoran ke tangki bawah tanah sehingga mengurangi penggunaan air.
Di sana, mikroorganisme memecah limbah menjadi metana yang berguna sebagai sumber energi untuk bangunan, menyalakan kompor gas, ketel air panas, dan sel bahan bakar.
“Jika kita berpikir out of the box, kotoran memiliki nilai yang sangat berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya telah memasukkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis,” kata Cho sebagaimana dikutip Indian Express.
Para siswa di Ulsan National Institute of Science and Technology (UNIST) sedang menukarkan uang digital Ggool dengan barang kebutuhan kuliah. Foto: REUTERS
Cho mengatakan, rata-rata orang BAB sekitar 500 gram per hari. Jumlah ini bisa diubah menjadi 50 liter gas metana yang dapat menghasilkan listrik 0,5 kWH atau bisa digunakan untuk menggerakan mobil listrik sejauh 1,2 kilometer.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cho juga telah menciptakan uang virtual yang disebut Ggool, artinya madu dalam bahasa Korea. Alih-alih bayar uang kebersihan, setiap orang yang menggunakan toilet ini berhak mendapatkan uang virtual senilai 10 Ggool per hari.
Para mahasiswa bisa menggunakan uang itu untuk membeli jajanan di kampus, mulai dari kopi, mie instan, buah-buahan, bahkan kebutuhan kuliah seperti buku. Para siswa dapat mengambil barang yang mereka inginkan di toko dengan memindai kode QR dan membayarnya menggunakan Ggool.
“Saya hanya pernah berpikir bahwa kotoran hanya kotoran, tetapi sekarang itu adalah harta yang sangat berharga bagi saya,” kata Heo Hui-jin, mahasiswa pascasarjana di pasar Ggool. “Saya bahkan berbicara tentang kotoran selama waktu makan untuk berpikir tentang membeli buku apa pun yang saya inginkan.”
ADVERTISEMENT