Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Pakar ITB Ciptakan Alat yang Bisa Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar
26 Juni 2018 12:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alat ini dibuat karena para pakar di Kelompok Keahlian (KK) Konversi Energi FTMD ITB tersebut ingin mengatasi permasalahan besarnya volume sampah kota dengan mengubahnya menjadi sumber energi yang berkelanjutan.
“Banyak jenis pengolahan sampah yang sudah dicoba, namun hingga saat ini belum didapatkan metoda yang mumpuni sekaligus layak secara ekonomi,” ujar Prof. Ari Darmawan Pasek, salah satu pakar dari KK Konversi Energi FTMD ITB, sebagaimana dikutip dari siaran pers Humas ITB yang diterima kumparan, Senin (25/6).
Sampah yang telah terolah dari alat ini –dalam volume yang jauh lebih kecil– kemudian dapat dibawa ke stasiun penyimpanan untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit atau pabrik.
Alat yang diciptakan oleh sekelompok pakar ITB ini masih berupa prototipe. Pada 2015-2017, penelitian yang mereka lakukan telah berhasil melakukan pengambilan data sampah dan perancangan prototipe alat pengolah sampah yang tidak membutuhkan sumber energi dari luar (mandiri) dan mudah dipindahkan (mobile).
ADVERTISEMENT
Pengembangan masih terus dilakukan untuk mendapatkan prototipe yang memiliki keandalan tinggi.
Cara Kerja Alat
Alat yang diciptakan untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar ini beroperasi dengan menggunakan prinsip hidrotermal.
Cara pengolahannya adalah, sampah padat yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam reaktor alat bersama dengan air. Setelah proses umpan selesai, reaktor ditutup dan proses dimulai dengan memanaskan reaktor hingga temperatur operasi.
“Konsep ini serupa dengan memasak menggunakan panci 'presto'. Produk yang diperoleh akan berupa padatan seragam yang berukuran lebih kecil. Yang dapat digunakan sebagai bahan bakar padat,” terang Dr. Pandji Prawisudha, pakar ITB lainnya.
Keunggulan Alat
Keunggulan utama teknologi ini adalah sampah kota yang diolah tidak memerlukan proses pemilahan maupun pencacahan terlebih dahulu. Jadi alat ini bisa mengolah sampah kota campuran organik-plastik yang telah tercampur baur dan tidak terpilah-pilah.
ADVERTISEMENT
"Sampah dapat diproses apa adanya, dan dua alternatif produk dapat dihasilkan dari pemrosesan satu jenis produk seragam berisi campuran organik dan plastik yang dijadikan bahan bakar padat bernilai kalor tinggi dalam bentuk briket, atau dua jenis produk organik dalam bentuk halus dan produk plastik terpisah yang dapat digunakan dalam proses recycling lebih lanjut," ujar Pandji.
Selain itu, hasil penelitian lanjutan yang berfokus dalam pengolahan sampah organik maupun sampah biomassa juga menunjukkan potensi penggunaan cairan produk pengolahan alat ini sebagai pupuk cair organik (POC) mengingat adanya kandungan makronutrisi NPK yang cukup tinggi di dalam cairan produk.
"Penelitian serupa untuk produk padatan juga menunjukkan potensi produk padat sebagai kompos, dengan kecepatan pematangan kompos yang jauh lebih tinggi. (Alat ini) mampu menghasilkan kompos matang dalam waktu 11 hari dibandingkan dengan proses komposting konvensional yang membutuhkan waktu hingga tujuh pekan," pungkas Pandji.
ADVERTISEMENT