Peneliti Klaim Temukan 3 Obat untuk Hambat Virus Corona

30 Januari 2020 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menaiki ambulans di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: Chinatopix via AP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menaiki ambulans di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: Chinatopix via AP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti terus melakukan penelitian untuk menciptakan obat dan vaksin novel coronavirus (2019-nCoV) yang kini tengah mewabah di China dan berbagai negara lain. Kabar terbaru, peneliti menggunakan tiga obat yang diklaim bisa mengatasi wabah virus corona novel.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan Hubei Daily, para peneliti dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer dan Institut Virologi Wuhan di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), berhasil menemukan tiga obat yang diklaim bisa menghambat penyebaran virus corona novel dalam tubuh. Tiga obat tersebut adalah Remdesivir, Chloroquine, dan Ritonavir.
Saat ini, ketiga obat sedang dalam penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan penggunaan klinis. Penemuan obat penghambat virus corona ini tidak terjadi begitu saja. Sebelumnya, para peneliti dari Shanghai Institute of Materia Medica di bawah CAS dan ShanghaiTech University, telah meneliti sekitar 30 obat dan produk alami yang digunakan dalam obat-obatan tradisional China dan diduga memiliki efek terapi pada novel coronavirus.
Ilustrasi virus corona China buatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC. Foto: Alissa Eckert, MS; Dan Higgins, MAM/CDC/via REUTERS
Dari 30 obat yang diteliti, 12 di antaranya adalah obat anti-HIV seperti Indinavir, Saquinavir, Lopinavir dan Carfilzomib, dua obat virus anti-pernapasan syncytial, obat anti-skizofrenia, dan obat-obatan tradisional China termasuk Polygonum cuspidatum.
ADVERTISEMENT
Sejak wabah 2019-nCoV melanda kota Wuhan, China, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh WIV langsung melakukan berbagai penelitian. Terutama pada lima aspek yang dinilai sangat penting, yakni produk deteksi cepat, obat antivirus dan vaksin, penelitian pada hewan yang diduga menyebarkan virus, serta penelitian etiologi dan epidemiologi.
Hasil dari penelitian tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh ahli virologi, Shi Zhengli, dari WIV, mengatakan novel coronavirus kemungkinan besar berasal dari kelelawar. Urutan genom 2019-nCoV 96 persen identik dengan jenis coronavirus dari kelelawar. Namun, ini masih perlu dipastikan kembali. Virus corona jenis baru ini memasuki reseptor menggunakan sel yang sama dengan virus SARS.
Ilustrasi kelelawar. Foto: pixabay
Lebih lanjut, kata peneliti, temuan baru ini memberikan bukti penting untuk mempelajari patologi dan asal virus. Pada Kamis (2/1), para peneliti dari WIV mengkonfirmasi seluruh urutan genom 2019-nCoV dan berhasil mengisolasi strain virusnya, pada Minggu (5/1).
ADVERTISEMENT
Pada Selasa (11/1), WIV menyerahkan hasil penelitian terkait urutan genom dari novel coronavirus kepada WHO untuk dipublikasikan.
Virus corona novel saat ini telah menjangkit setidaknya 7.000 warga China, dan 170 orang dilaporkan meninggal dunia. Bukan hanya China, novel coronavirus telah menyebar ke berbagai kota dan negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Thailand, Filipina, Singapura, hingga Eropa.