Peneliti Mau Sulap Limbah Plastik Jadi Es Krim Vanila, Gimana Caranya?

21 Juni 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Es Krim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Es Krim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa depan, es krim vanila kemungkinan akan dibuat dari botol plastik. Hal tersebut karena para ilmuwan telah menemukan cara mengubah plastik menjadi perasa vanila. Penelitian ini dimuat dalam jurnal Green Chemistry yang ditulis oleh ilmuwan dari University of Edinburgh, Skotlandia.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui sebelumnya, perasa vanila berasal dari senyawa yang bernama vanillin. Senyawa ini bisa didapatkan dengan cara mengekstrak secara alami biji vanili atau dibuat secara sintetis.
com-Ilustrasi es krim. Foto: Shutterstock
Dikutip dari Live Sience, senyawa vanilli didapatkan melalui rekayasa genetika bakteri Escherichia coli (E. coli) yang dapat mengubah asam tereftalat yang berasal dari botol plastik polietilen tereftalat (PET) menjadi vanillin.
Penelitian dilakukan dengan cara mencampur bakteri rekayasa genetika E. coli dengan asam tereftalat dan menyimpannya pada suhu 37 derajat celsius selama satu hari. Setelah disimpan selama satu hari, sekitar 79% asam tereftalat akan berubah menjadi vanillin.
“Ini adalah penggunaan ilmu mikroba yang sangat menarik. Menggunakan mikroba untuk mengubah sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan adalah demonstrasi indah dari kimia hijau,” ujar Ellis Crawford dari Royal Society of Chemistry.
ADVERTISEMENT
Peneliti dalam jurnal Green Chemistry mengatakan bahwa saat ini krisis limbah plastik global diakui sebagai salah satu masalah lingkungan paling mendesak yang dihadapi planet bumi.
The Guardian melaporkan bahwa botol plastik adalah jenis sampah plastik kedua paling banyak setelah kantong plastik. Sekitar 95% plastik hanya digunakan dalam sekali pakai. Sekitar satu juta botol plastik terjual setiap menit di seluruh dunia dan hanya 14% yang didaur ulang. Proses daur ulang tersebut juga hanya bisa menghasilkan serat untuk pakaian dan karpet.
Selain mengurangi sampah dan mendukung daur ulang plastik, penelitian ini juga telah mendukung ketersediaan stok vanillin. Vanillin digunakan secara luas dalam industri makanan dan kosmetik. Selain itu, vanillin juga merupakan bahan kimia penting yang digunakan untuk membuat obat-obatan dan produk pembersih.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, permintaan global untuk vanillin mencapai 40.800 ton, jauh melebihi pasokan dari biji vanili alami. Permintaan vanili diprediksi akan naik menjadi 65.000 ton pada tahun 2025. Saat ini, sekitar 85% vanillin telah dibuat dari bahan kimia yang berasal dari bahan bakar fosil.
"Ini adalah contoh pertama menggunakan sistem biologis untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan kimia industri yang berharga dan memiliki implikasi yang sangat menarik bagi ekonomi sirkular," ujar ilmuwan University of Edinburgh, Joanna Sadler.
(MRT)