Peneliti Sebut 60% Ikan di Bumi Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

6 Juli 2020 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan mati di Danau Batur Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ikan mati di Danau Batur Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global yang membuat suhu udara semakin panas. Seluruh elemen kehidupan di Bumi terdampak oleh pemanasan ini, termasuk spesies ikan di dunia yang disebut terancam punah akibat suhu yang meninggi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan The Guardian, ada sebuah penelitian terbaru yang mengatakan 60 persen spesies ikan di dunia yang diteliti, tidak akan mampu bertahan dalam suhu tinggi pada tahun 2100 nanti. Pada tahun tersebut diperkirakan perubahan iklim akan membuat suhu mencapai 4 sampai 5 derajat Celcius di atas rata-rata.
Studi tersebut melakukan analisis terhadap hampir 694 spesies ikan air tawar dan asin. Para peneliti memeriksa bagaimana pemanasan suhu air menurunkan kadar oksigen sehingga menempatkan embrio dan ikan yang sedang hamil dalam risiko yang berbahaya.
"Peningkatan 1,5 derajat Celcius sudah menjadi tantangan bagi sebagian spesies ikan, dan jika kita membiarkan pemanasan global bertahan, itu bisa menjadi jauh lebih buruk," kata Hans-Otto Pörtner, seorang klimatolog penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Bintang Laut di Garden City Beach, Amerika. Foto: Jason Lee/AP Photo
Ketika suhu meningkat, ikan akan membutuhkan lebih banyak energi dan oksigen. Tetapi dengan suhu yang panas, oksigen yang tersedia jadi lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
Keadaan itu akan sangat sulit pada ikan yang masih dalam fase embrio yang tidak dapat mengatur kadar oksigennya dengan baik. Ikan juga membutuhkan oksigen ekstra untuk menghasilkan keturunan.
Dunia saat ini sudah lebih dari 1 derajat Celcius, dan berada di jalur untuk meningkat menjadi sekitar 3 derajat Celcius lebih panas. Dalam skenario lainnya, peneliti mempertimbangkan, jika iklim memanaskan hingga 1,5 derajat Celcius, maka sudah terlalu panas untuk 10 persen dari spesies ikan di dunia.
Flemming Dahlke yang merupakan salah satu penulis penelitian tersebut juga mengatakan sulit untuk menilai dampak dari hilangnya 10 persen spesies ikan. Alasannya, karena satu spesies dapat menjadi kritis bagi ekosistem secara keseluruhan.
Ikan-kan yang mati di Danau Salton Sea Foto: Shutter Stock
"Pertimbangkan Laut Utara, di mana kita akan melihat pada akhir abad ini bahwa suhunya akan terlalu tinggi bagi ikan kod Atlantik untuk bereproduksi di daerah itu. Jika spesies yang satu ini diusir dari sistem, akan membawa dampak besar pada ekosistem itu sendiri," kata Dahlke.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesies ikan bisa lebih mudah beradaptasi dengan kondisi ini. Seperti, spesies ikan laut dapat berpindah ke daerah yang lebih dingin, jika tersedia. Tetapi, bagi ikan air tawar secara geografis dibatasi oleh sungai atau danau dengan suhu panas.
Dahlke mencatat penelitian ini metodenya masih konservatif, artinya tidak memperhitungkan faktor-faktor krisis iklim lain yang dapat memengaruhi kehidupan ikan, seperti pengasaman laut, yang dapat memperkuat dampaknya pada populasi.