Peneliti Temukan Bentuk Geometris Baru di Tubuh Manusia

2 Agustus 2018 7:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Scutoid, bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Scutoid, bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
ADVERTISEMENT
Tubuh manusia menyimpan banyak rahasia yang menunggu untuk ditemukan. Misalnya saja riset para peneliti terhadap sel kulit manusia yang mengungkap adanya bentuk geometris baru yang belum pernah dikenali di dunia ilmu pengetahuan. Temuan ini akhirnya telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan oleh Science Daily, bentuk geometris baru ini ditemukan di kulit, tepatnya di sel epitel. Sel epitel adalah pembentuk jaringan lapisan kulit kita. Sel ini memiliki peran penting dalam pengembangan struktur di embrio manusia yang kemudian menjadi organ tubuh.
Dalam makalah penemuan ini dijelaskan bahwa jaringan epitel terbentuk dari jutaan demi jutaan sel kecil. Para peneliti belum mengetahui secara pasti bentuk dari sel-sel tersebut. Sebelumnya diasumsikan sel tersebut memiliki bentuk seperti prisma atau seperti piramida terpotong yang disebut frustum.
Para peneliti kemudian menggunakan komputer untuk mempelajari model sel tersebut dari jarak dekat, dan hasilnya mengejutkan mereka.
Scutoid, bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Scutoid, bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
"Saat mempelajari model sel, hasil yang kami lihat sangatlah aneh," ujar Javier Buceta, ahli bioteknologi dari Lehigh University, Amerika Serikat, yang juga merupakan anggota tim riset ini. "Model kami memprediksi bahwa dengan meningkatnya lengkungan jaringan, bentuk kolom dan botol bukanlah satu-satunya bentuk yang sel buat," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Buceta dan timnya juga menyadari adanya bentuk yang tidak mereka kenal. Bentuk itu mirip dengan bentuk prisma, tapi memiliki pecahan berbentuk Y yang menciptakan sebuah segitiga kecil di salah satu ujungnya. Menurut tim peneliti, bentuk belum pernah dideskripsikan sebelumnya dalam literatur ilmu pengetahuan.
"Hal mengejutkan lainnya adalah, bentuk ini tidak memiliki nama dalam matematika," papar Buceta. "Tidak biasanya seseorang memiliki kesempatan untuk menamai sebuah bentuk baru," tambahnya.
Oleh tim peneliti bentuk geometris baru ini dinamai “scutoid” karena mirip bentuk scutellum, bagian belakang thorax yang ada di beberapa serangga.
Bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
zoom-in-whitePerbesar
Bentuk geometris baru di tubuh manusia (Foto: Luis M. Escudero (Seville University, Spain) et al/Nature Communications)
Tim peneliti juga mengatakan bahwa bentuk baru ini lebih efisien secara energi saat sel epitel melengkung. "Ketika jaringan melengkung biasanya sel akan memperkecil energi, untuk lebih stabil," kata Luisma Escudero, ahli biologi seluler dari Seville University, Spanyol, yang juga anggota tim riset ini.
ADVERTISEMENT
Escudero juga mengatakan, berdasarkan pendekatan biofisikal, diindikasikan bahwa sel-sel epitel mengadopsi bentuk scutoid untuk meminimalkan penggunaan energi dan memaksimalkan stabilitas pengepakan selama pembengkokan jaringan.
Selain ditemukan pada manusia, ditemukan juga bukti awal keberadaan sel berbentuk scutoid di lalat buah dan ikan zebra. Oleh karena itu, para peneliti menduga dengan mengidentifikasi bentuk baru ini dapat mengubah pemahaman atas sel epitel.
Namun demikian diperlukan riset tambahan untuk mengetahui berapa banyak scutoid di dalam tubuh makhluk hidup, selain tubuh manusia. Para peneliti meyakini bahwa temuan mereka bisa membuka jalan terhadap pemahaman baru atas bagaimana tersusunnya organ epitel secara tiga dimensi.
"Sebagai contoh, jika Anda ingin menumbuhkan organ buatan, temuan ini dapat membantu Anda membangun rangka yang mendukung penyusunan sel seperti ini, secara akurat meniru cara alam untuk secara efisien mengembangkan jaringan," kata Buceta.
ADVERTISEMENT