Peneliti Temukan Kumbang Berusia 49 Juta Tahun yang Terawetkan dengan Baik

18 Agustus 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meski awalnya diidentifikasi sebagai jenis kumbang bertanduk panjang, Pulchritudo attenboroughi termasuk dalam kelompok kumbang berkaki katak.  Foto: Denver Museum of Nature and Science
zoom-in-whitePerbesar
Meski awalnya diidentifikasi sebagai jenis kumbang bertanduk panjang, Pulchritudo attenboroughi termasuk dalam kelompok kumbang berkaki katak. Foto: Denver Museum of Nature and Science
ADVERTISEMENT
Fosil kumbang berusia 49 juta tahun berhasil ditemukan dalam keadaan terawetkan sempurna. Saking baiknya, sayap bermotif dari kumbang itu terlihat sangat jelas, seakan-akan ia masih hidup.
ADVERTISEMENT
Sayap atau elytra adalah salah satu bagian paling indah dari kerangka luar kumbang, bahkan kejelasan warna fosil yang baru ditemukan ini sangat jarang terjadi. Berkat desain indah pada elytra, kumbang kuno ini diberi nama oleh para peneliti dengan sebutan Pulchritudo attenboroughi atau Attenborough’s Beauty. Peneliti mengatakan, pola sayap kumbang ini adalah pewarnaan berbasis pigmen yang terawetkan dengan sangat baik.
Penemuan kumbang kuno P. attenboroughi sendiri sebenarnya bukan yang pertama. Kumbang ini sebelumnya pernah ditemukan pada tahun 1995. Peneliti telah mengidentifikasinya, dan fosil kumbang purba kini dipajang di Denver Museum of Nature and Sciences (DMNS).
Saat itu, ahli paleontologi menemukan fosil kumbang purba di Green River Formation, merupakan kumpulan danau yang menjadi situs fosil paling kaya, terbentang di Colorado, Wyoming dan Utah, berasal dari Zaman Eosen sekitar 55,8 juta hingga 33,9 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan awalnya mengklasifikasikan fosil sebagai kumbang bertanduk panjang dalam genus Cerambycidae. Meski bentuk tubuhnya mirip dengan kumbang bertanduk panjang dengan kaki belakang pendek dan gemuk, namun hal ini membuat Frank Thorsten Krell, kurator senior entomologi museum, mempertanyakan apakah kumbang tersebut milik kelompok yang berbeda.
Fosil kumbang purba yang terawetkan sempurna. Foto: Denver Museum of Nature and Science
Faktanya, studi baru mengatakan bahwa kumbang P. attenboroughi masuk ke dalam genus baru dalam subfamili. Peneliti bilang, kumbang kuno tersebut memiliki kaki belakang yang kuat dan masuk dalam kumbang daun berkaki katak. Fosil yang ditemukan kali ini diidentifikasi sebagai betina. P. attenboroughi hanyalah contoh kedua dari kumbang daun berkaki katak yang ditemukan di Amerika Utara.
Sebagai catatan, saat ini tidak ada kumbang modern dalam kelompok ini yang hidup di Amerika Utara. Di punggung P. attenboroughi, terdapat pola lingkaran gelap yang simetris dan sangat jelas dengan latar belakang terang. Hal ini menunjukkan bahwa pola simetris telah muncul pada kumbang yang hidup 50 juta tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Supaya kumbang dapat terawetkan dengan baik menjadi fosil seperti ini, kamu membutuhkan sedimen butiran yang halus,” kata Krell sebagaimana dikutip Live Science.
“Lumpur atau tanah liat di dasar danau adalah substrat terbaik untuk mengawetkan fosil serangga, dan kumbang harus segera tenggelam ke dasar danau sebelum tubuhnya hancur. Dia tidak membusuk karena lingkungan yang miskin oksigen di dasar danau sangat membantu.”
Namun, kata Krell, masih ada pertanyaan ihwal bagaimana sedimen di dasar danau mampu mempertahankan warna pada tubuh kumbang dengan sangat jelas.