Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Peneliti Undip Sulap Kecoak Jadi Robot Hybrid, Bantu Penyelamatan Korban Bencana
18 Maret 2025 9:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bencana alam ekstrem dapat menyebabkan lokasi sulit dijangkau manusia, sehingga operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban menjadi terhambat. Tim peneliti dari Indonesia dan Jepang tengah mengembangkan solusi inovatif untuk isu tersebut melalui kecoak setengah robot (cyborg).
ADVERTISEMENT
Konsepnya menggabungkan kecoak, yang tubuhnya dapat menjelajahi ruang sempit dan lingkungan tak bersahabat, dengan perangkat elektronik berteknologi tinggi, tanpa menciptakan robot seutuhnya. Riset dipimpin oleh ilmuwan asal Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Mochammad Ariyanto, bekerja sama dengan peneliti Universitas Osaka di Jepang.
Robot hybrid berbasis serangga diklaim memiliki banyak keunggulan daripada robot konvensional, karena konsumsi dayanya lebih rendah dan berukuran kecil. Mengingat kecoak adalah makhluk hidup, mereka sudah memiliki indra bawaan.
"Pembuatan robot yang berfungsi dalam skala kecil itu sulit; kami ingin menghindari kendala ini dengan menjaga semuanya tetap sederhana," jelas Ariyanto, yang hasil risetnya sudah tayang di jurnal Soft Robotics.
Kecoak mendesis Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) dilengkapi sensor yang mendeteksi gerakan dan rintangan. Sistem ini bekerja secara harmonis dengan kemampuan alami serangga, seperti memanjat dan merayap di dinding.
ADVERTISEMENT
Sirkuit elektronik kecil memberikan perintah navigasi hanya saat dibutuhkan. Sementara itu, sisanya diserahkan kepada insting alami kecoak untuk menghindari tantangan dan memulihkan diri dari jatuh.
Tim menguji kecoak cyborg di lintasan dengan pasir, bebatuan, dan kayu. Hasilnya, robot hybrid serangga berhasil menaklukkan medan sulit dan mencapai targetnya, bahkan di lingkungan yang sebelumnya tidak mereka kenali.
"Saya percaya serangga cyborg kami dapat menyelesaikan tugas dengan usaha dan tenaga yang lebih efisien daripada robot mekanik murni," ujar Keisuke Morishima, penulis senior studi dari Universitas Osaka. "Sistem navigasi biohibrida kami mampu mengatasi masalah klasik robot, seperti kesulitan bangkit dari jatuh."
"Inilah yang dibutuhkan untuk melangkah keluar dari laboratorium dan memasuki skenario kehidupan nyata seperti alam liar."
ADVERTISEMENT
Ke depannya, serangga cyborg akan digunakan untuk inspeksi area pasca-bencana, mendukung tim SAR di lingkungan berbahaya, serta menjelajahi ruang sempit seperti pipa atau bangunan runtuh. Bahkan, para peneliti memiliki ambisi untuk memanfaatkan kemampuan mereka di lingkungan rendah oksigen, seperti laut atau luar angkasa.
Selain untuk penyelamatan manusia, robot hybrid berbasis serangga juga bisa membantu dunia arkeologi. Dia dapat menjelajahi situs warisan budaya yang terlalu sensitif untuk dimasuki manusia.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.