Penyebab Gerhana Bulan 28 Juli 2018 Bakal Berlangsung Sangat Lama

6 Juli 2018 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerhana Super Blue Blood Moon (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Super Blue Blood Moon (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah hadirnya fenomena super blue blood moon pada 31 Januari lalu, pada tahun 2018 ini Indonesia akan kembali mendapatkan kesempatan untuk menjadi saksi dari fenomena unik di angkasa, yakni gerhana bulan terlama di abad ini.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari NASA, gerhana bulan yang bakal berlangsung selama 3 jam 55 menit dengan gerhana bulan total selama 1 jam 43 menit ini, akan menjadi gerhana bulan terlama di abad ke-21. Inilah yang menjadi keistimewaan dari gerhana bulan total kedua di tahun 2018 ini.
Jika dihitung, gerhana bulan pada 28 Juli akan berlangsung nyaris setengah jam lebih lama dibandingkan dengan gerhana bulan pada 31 Januari lalu yang hanya berlangsung selama 3 jam 23 menit dengan gerhana bulan total selama 1 jam 16 menit.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), Rhorom Priyatikanto, pun membenarkan bahwa gerhana 28 Juli nanti memang merupakan gerhana bulan terlama di abad ini.
ADVERTISEMENT
"Selama 20 tahun ke depan gerhana ini tidak akan terkalahkan," kata Rhorom saat dihubungi oleh kumparanSAINS, Kamis (5/7) malam, melalui telepon. "Yang sudah saya periksa, dalam 20, 30 tahun itu masih tidak ada (yang selama gerhana 28 Juli nanti)."
Gerhana bulan terlihat dari Kota Tua (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana bulan terlihat dari Kota Tua (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Pertanyaannya, mengapa gerhana bulan 28 Juli nanti bakal berlangsung sangat lama, atau setidaknya lebih lama dibanding gerhana-gerhana bulan lain di abad 21 ini?
Rhorom mengatakan, penyebab gerhana bulan pada 28 Juli nanti bakal menjadi gerhana bulan terlama di abad 21 ada hubungannya dengan pergerakan serta ukuran dari penampakan bulan itu sendiri.
"Pada gerhana pada tanggal 28 Juli nanti, kebetulan Bulan berada dekat dengan apogee. Apogee adalah titik terjauh Bulan dari Bumi. Karena itu, Bulan akan terlihat lebih kecil dari biasanya. Ada yang bilang (Bulan yang berukuran kecil ini sebagai) micro moon, (atau) mini moon."
ADVERTISEMENT
Karena ukuran penampakan Bulan pada 28 Juli nanti lebih kecil dibanding biasanya, maka Bulan akan menghabiskan waktu lebih lama saat melewati bayangan Bumi. Dan sebagaimana yang perlu diketahui, gerhana bulan sendiri terjadi saat Bulan melintasi daerah bayangan Bumi, yakni ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus sehingga sinar Matahari ke Bulan terhalang oleh Bumi.
Pada saat itulah akan terbentuk daerah bayangan Bumi dan seberapa lama Bulan akan melewati daerah tersebut adalah tergantung dari jarak Bulan terhadap Bumi. Semakin jauh jarak Bulan dari Bumi, maka ukuran Bulan akan terlihat lebih kecil dan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan Bulan tersebut untuk melewati daerah bayangan Bumi.
Gerhana Bulan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Bulan. (Foto: Pixabay)
Rhorom menganalogikan ukuran Bulan yang besar dan Bulan yang kecil seperti bus dan mobil. "Kita punya mobil kecil, gerakannya sama cepatnya dengan bus. Akan tetapi karena mobil ini ukurannya lebih pendek, maka untuk menempuh jarak 10 meter misalnya, akan tampak lebih lama dibandingkan bus," jelas Rhorom.
ADVERTISEMENT
Rhorom menambahkan, selain akan menjadi gerhana bulan terlama di abad 21, gerhana bulan pada 28 Juli nanti juga merupakan gerhana bulan total yang sayang untuk dilewatkan. Sebab, bila terlewat, maka kita yang berada di Indonesia baru bisa menyaksikan gerhana bulan total lainnya pada tahun 2021 nanti atau sekitar tiga tahun lagi.