news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perbedaan Obat dan Vaksin Dalam Melawan Penyakit

25 Maret 2020 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin dan imunisasi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin dan imunisasi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Status darurat pandemi virus corona, membuat semua pihak bergerak untuk menghentikannya dengan berbagai cara, termasuk menemukan obat dan vaksin. Namun, perlu diketahui bahwa kedua hal tersebut berbeda dan memiliki fungsi masing-masing.
ADVERTISEMENT
Saat ini, belum ada obat dan vaksin yang bisa menyembuhkan atau menghentikan virus corona. Setidaknya hingga Jumat (20/3), COVID-19 telah menyebabkan 10 ribu lebih kematian secara global. Di Indonesia, di tanggal yang sama tercatat 369 pasien yang positif virus corona dan 32 di antaranya meninggal dunia.
Sudah pasti saat ini obat dan vaksin untuk COVID-19 sangat dibutuhkan. Lalu, Apa perbedaan antara obat dan vaksin?
Sebenarnya keduanya memiliki sifat mendasar dalam hal fungsi, yaitu baik obat maupun vaksin bertujuan untuk pencegahan dan penyembuhan suatu penyakit pada manusia dan hewan.
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Unsplash
Berikut adalah pengertian obat dalam Permenkes nomor 30 tahun 2014:
"Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia."
ADVERTISEMENT
Sementara itu, inilah pengertian vaksin yang tercantum dalam Permenkes nomor 12 tahun 2017:
"Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu."
Dalam dua pengertian antara obat dan vaksin, tampak ada perbedaan. Vaksin dibuat berdasarkan mikroorganisme atau virus yang sudah mati atau hidup yang digunakan sebagai antigen, yaitu zat yang merangsang respons imun, terutama dalam menghasilkan antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, di dalam obat tidak terdapat mikroorganisme atau virus untuk bahan pembuatannya. Obat biasanya menggunakan produk farmasi yang terdiri dari bahan kimia dengan dosis tertentu.
Menurut riset berjudul "Vaccines and Drugs: Characteristics of Their Use to Meet Public Health Goals", antara obat dan vaksin juga memiliki perbedaan dalam hal proses produksi. Dibanding obat, proses pembuatan vaksin lebih kompleks karena memiliki sifat biologis yang aktif menggunakan mikroorganisme.
"Untuk vaksin, prosesnya lebih kompleks. Karena sifat biologisnya bahan aktif dan proses produksi, semua parameter yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme, terutama pH dan suhu, serta konsentrasi buffer dan komponen kimia lainnya, akan mempengaruhi hasil produk," tulis riset yang dilakukan oleh Julie B. Milstien, Amie Batson dan Albert I. Wertheimer tersebut.
ADVERTISEMENT
Akibat proses pengembangan yang kompleks, produksi vaksin membutuhkan waktu tunggu yang lama, dengan setiap langkah dan variabel dalam proses standar, terkontrol, divalidasi, dan diuji terlebih dahulu. Sementara obat, proses kontrol difokuskan terutama pada bahan baku dan konsistensi prosedur yang digunakan, dan pengujian produk akhir untuk memastikan efek samping dan kedaluwarsa.
Selain itu, vaksin berbeda dari obat-obatan, karena pada umumnya diberikan gratis atau dengan harga yang terjangkau untuk menciptakan populasi atau masyarakat yang sehat. Sehingga untuk bisnis antara vaksin dan obat, lebih menguntungkan produksi obat.
"Total pasar untuk obat-obatan kimia jauh lebih besar daripada pasar untuk vaksin. Diperkirakan pasar vaksin pada tahun 2001 adalah 6,9 miliar dolar AS, jauh di bawah penjualan tahunan banyak perusahaan farmasi," tulis riset tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski memliki perbedaan dari segi material, proses pembuatan, hingga bisnis, obat dan vaksin memang berguna untuk keberlangsungan hidup manusia. Terutama dalam kondisi saat ini, di tengah ancaman mematikan dari pandemi virus corona.
Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan uji klinis obat yang potensial dipakai untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Sementara itu di China, tim Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Wuhan, bahu membahu mengembangkan vaksin yang bisa diproduksi massal. Saat ini, mereka telah mendapat lampu hijau untuk menguji klinis vaksin buatannya oleh Badan Administrasi Produk Medis Nasional China.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!