Pertama Kalinya, Bank Sperma di Selandia Baru Terima Donor Positif HIV

28 November 2019 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ilmuwan di laboratorium. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya teknologi di dunia medis, jalan alternatif untuk memiliki anak semakin beragam. Salah satunya dengan bank sperma. Di beberapa negara, bank sperma ini beroperasi resmi di bawah izin pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Kini, terobosan baru terkait bank sperma datang dari Selandia Baru. Mereka secara resmi memiliki bank sperma yang pendonornya datang dari pengidap HIV (human immunodeficiency virus). Lewat proyek bertajuk Sperm Positive, saat ini mereka telah menyimpan dan membekukan sperma dari tiga laki-laki dengan HIV yang disebut para ahli sebagai “undetectable/untransmittable viral load”.
Sebelumnya, para pengidap HIV menjalani terapi antiretroviral sehingga tingkat HIV dalam darah mereka sangat rendah, dan tidak dapat dideteksi. Dengan kata lain, meski ketiganya belum sembuh seratus persen, virus dalam tubuhnya telah melemah sehingga tidak akan menular pada pasangan atau anak-anak mereka.
Ilustrasi air mani dan sperma. Foto: Shutterstock
“Bank sperma positif HIV ini benar-benar aman,” ujar Dr. Mark Thomas, seorang dokter penyakit menular di University of Auckland, seperti dikutip IFL Science. Ia menambahkan, efek dari terapi antiretroviral menjadikan virus dalam tubuh pasien tidak terdeteksi, baik di dalam darah atau cairan kelaminnya, termasuk sperma.
ADVERTISEMENT
“Dia tidak akan menularkan infeksi kepada orang lain,” lanjutnya. “Saya tahu banyak pria yang hidup dengan HIV dan akan menjadi ayah yang hebat,” ujar Dr. Thomas.
Sebelum menerima donor sperma, pihak bank akan menjelaskan kepada penerima bahwa pendonor adalah seorang yang mengidap HIV. Namun, para pengidap diyakini telah melakukan pengobatan sehingga virus yang dimiliki tidak terdeteksi dalam.
"Saya ingin orang-orang tahu bahwa hidup tidak berhenti setelah didiagnosis dengan HIV dan bahwa aman untuk memiliki anak jika kamu sedang menjalani perawatan (untuk HIV)," ujar Damien Rule-Neal, salah satu dari tiga donor yang menyumbangkan spermanya.
Ilustrasi golongan obat antiretroviral. Foto: Thinkstock
Bank sperma positif HIV dibuat untuk membantu sesama penderita HIV agar memiliki peluang dan kualitas hidup yang sama dengan orang lain. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada 2018, sekitar 37,9 juta orang hidup dengan HIV, di mana lebih dari dua pertiganya tinggal di Afrika.
ADVERTISEMENT
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan beberapa jenis kanker. Tidak ada obat untuk infeksi ini. Namun, seperti yang dijelaskan di atas, obat antiretroviral efektif mengendalikan virus dan membantu mencegah penularan kepada orang lain, memungkinkan orang-orang yang hidup dengan infeksi tersebut untuk mendapatkan kehidupan yang lebih lama dan bahagia.