Pertama Kalinya Buaya Bertelur Tanpa Kawin, Kok Bisa?

8 Juni 2023 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Buaya. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Buaya. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dibuat terkejut dengan kasus langka buaya betina perawatan berhasil bertelur meski tidak dibuahi oleh jantan. Penemuan ini memberikan wawasan baru soal evolusi kemampuan reproduksi dinosaurus.
ADVERTISEMENT
Buaya Amerika (Crocodylus acutus) itu dibawa ke penangkaran pada 2002 ketika dia berusia 2 tahun, dan ditempatkan di sebuah kandang di Parque Reptilandia di Kosta Rika. Buaya betina itu diisolasi sendiri selama 16 tahun. Namun pada Januari 2018, di kandangnya ditemukan 14 butir telur.
Fenomena yang disebut kelahiran perawan, atau dikenal juga sebagai partenogenesis fakultatif (FP), adalah jenis reproduksi aseksual pada spesies yang biasanya bereproduksi secara seksual. Para ilmuwan telah mendokumentasikan FP pada beberapa hewan seperti burung, hiu, kadal, dan ular di penangkaran. Namun baru kali FP dilakukan oleh Crocodilia –ordo yang mencakup buaya, aligator, caiman, dan gharial.
Studi yang terbit di jurnal Biology Letters pada Rabu 7 Juni 2023 menyebutkan tujuh dari 14 butir yang dihasilkan buaya di Kosta Rika berhasil menetas. Penjaga kebun binatang telah mencoba menjaga sisa telur yang belum menetas. Namun setelah tiga bulan menunggu, bayi buaya tak kunjung keluar.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi telur buaya. Foto: Federico PARRA / AFP
Mereka kemudian memutuskan untuk membuka tujuh telur yang tersisa. Hasilnya, enam telur tak berisi apa-apa, sedangkan satu telur lagi mengandung janin yang sudah terbentuk sempurna tapi sudah mati. Analisis genetik menunjukkan janin hampir identik dengan induknya.
Tim peneliti yang dipimpin Warren Booth, ahli entomologi di Virginia Tech, mengatakan banyak telur dari hasil FP gagal menetas bukanlah hal aneh. Bahkan, keturunan yang lahir dengan cara ini sebagian besar menderita kelainan dan gagal berkembang. FP, kata Booth, mungkin lebih umum pada spesies di ambang kepunahan dan penelitian yang menyelidiki populasi liar dapat mengungkap lebih banyak kasus.
Mereka juga mengatakan penemuan kelahiran perawatan pada buaya menandakan bahwa saat ini FP telah ditemukan pada dua keturunan dinosaurus, yakni burung dan buaya. Burung dan buaya diketahui sebagai perwakilan archosaurus yang tersisa –kelompok yang juga termasuk dinosaurus dan pterosaurus.
ADVERTISEMENT
“Bukti baru ini menawarkan wawasan yang menggiurkan tentang kemungkinan kemampuan reproduksi kerabat archosaurian yang telah punah dari buaya, terutama Pterosauria dan Dinosauria,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip Live Science.