Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pertama Kalinya, Dokter Berhasil Sembuhkan Kebutaan
22 Maret 2018 12:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya, dokter di Inggris berhasil mengembalikan penglihatan dari dua orang pasiennya dengan menggunakan sel-sel punca (stem cells).
ADVERTISEMENT
Dalam studi kasus yang dipublikasikan di Nature Biotechnology pada Maret 2018, dua orang pasien manula dikabarkan menderita degenerasi makula (macular degeneration), kondisi yang menyebabkan turunnya penglihatan seiring bertambahnya usia.
Penyakit ini menyebabkan pemecahan lapisan sel-sel di belakang sel-sel fotoreseptor yang membentuk retina mata. Lapisan jaringan yang disebut epitel pigmen retina itu membantu mengangkut nutrisi ke lapisan luar retina dan membuang kotoran.
Karena kehilangan epitel pigmen retina ini, terjadi penumpukan kotoran yang perlahan-lahan membunuh sel-sel di sekitarnya dan mengurangi kemampuan melihat.
Penyebab kondisi ini belum jelas dan bisa menyerang siapapun yang berusia di atas 50 tahun. Setelah terkena kondisi seperti ini, seseorang akan kehilangan kemampuan untuk membaca, menonton televisi, dan mengenali wajah orang lain.
ADVERTISEMENT
“Beberapa bulan sebelum operasi, penglihatan saya benar-benar buruk dan saya tidak bisa melihat apapun dengan mata kanan saya,” kata Douglas Water, pria berusia 86 tahun yang menjadi salah satu dari dua orang pasien stem cells kepada BBC Health .
Sebelum dilakukan operasi ini, metode perawatan yang sebelumnya tersedia untuk penyakit ini adalah dengan menyuntik bola mata dan hal tersebut sangatlah menyakitkan.
Waters adalah salah satu dari dua orang pasien pertama yang sukses dioperasi setahu lalu. Sepetak embrio sel-sel punca (stem cells) yang dirancang khusus dengan ketebalan 40 mikron dan lebar 4 hingga 6 milimeter dimasukkan ke retina mereka.
Sel-sel ini kemudian tumbuh dan mereplikasi sel-sel yang ada di epitel pigmen retina. Sel-sel tersebut dilapisi senyawa sintetis yang membantu mereka tetap di tempatnya.
ADVERTISEMENT
Selama 12 bulan, dilakukan pengawasan pada perkembangan pasien dan hasilnya kedua pasien dilaporkan menunjukkan perbaikan yang signifikan.
“Yang dilakukan para dokter itu luar biasa, saya merasa beruntung karena penglihatan saya kembali,” kata Waters. Ia mengatakan sekarang sudah bisa membaca koran.
Pemantauan lebih lanjut dilakukan untuk memastikan tidak adanya penolakan dari tubuh dan perubahan sel-sel menjadi kanker. Hal ini untuk memastikan prosedur operasi ini seaman dan seefektif mungkin.
Dari hasil operasi pada dua pasien tersebut, tim peneliti kemudian memiliki izin dalam tahap uji klinis untuk menguji prosedur yang sama pada delapan penerima lebih lanjut. Jika berhasil, prosedur operasi ini diharapkan bisa dilakukan untuk masyarakat umum.
"Kami berharap hal ini akan mengarah pada terapi yang terjangkau yang dapat tersedia bagi pasien National Health Service (layanan kesehatan di Inggris) dalam lima tahun ke depan," kata Pete Coffey, dokter mata dari Institute of Ophthalmology University College London kepada BBC.
ADVERTISEMENT
Bila metode operasi ini berhasil dan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, maka metode ini akan menyelamatkan penglihatan dari 100 juta orang di seluruh dunia yang terancam kehilangan penglihatannya akibat faktor usia.