Pertama Kalinya, Helikopter ‘Hantu’ Berhasil Terbang Tanpa Pilot dan Penumpang

11 Februari 2022 11:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helikopter hantu Black Hawk milik Departemen Pertahanan AS (DAPRA). Foto: US Defence Department's experimental research agency DARPA
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter hantu Black Hawk milik Departemen Pertahanan AS (DAPRA). Foto: US Defence Department's experimental research agency DARPA
ADVERTISEMENT
Helikopter tempur Black Hawk berhasil mengudara untuk pertama kalinya tanpa awak dan penumpang. Tanpa manusia di dalamnya, helikopter itu terbang sendiri layaknya dikendarai hantu.
ADVERTISEMENT
Adapun pesawat dibuat oleh badan penelitian eksperimental Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DARPA). DARPA menjelaskan, UH-60A Black Hawk menyelesaikan penerbangan tanpa awak selama 30 menit di atas udara Angkatan Darat AS di Fort Campbell di Kentucky, AS, pada 5 Februari 2022.
Helikopter hantu melakukan penerbangan otonom menggunakan teknologi yang dikenal sebagai Aircrew Labor In-Cockpit Automation System (ALIAS), DARPA, bersama Sikorsky. Tahun lalu, Black Hawk sebenarnya telah melakukan penerbangan otonom, namun masih ada pilot di dalamnya untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak beres.
Kini, helikopter Black Hawk itu telah terbang tanpa keterlibatan manusia di dalamnya.
“Untuk mendemonstrasikan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai lingkungan, BLACK HAWK menavigasi dengan kecepatan dan ketinggian yang khas melalui lanskap kota yang disimulasikan, menghindari bangunan yang dibayangkan saat merencanakan ulang rute secara real time. Sementara itu, simulasi sensor on-board menyediakan data hambatan real-time,” kata Lockheed Martin, pemilik perusahaan Sikorsky yang memproduksi Black Hawks, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, DARPA telah menerapkan teknologi ALIAS pada pesawat terbang biasa. Di masa depan, teknologi ALIAS bakal disematkan pada pesawat tempur untuk terjun di medan perang.
“Dengan pengurangan beban kerja, pilot dapat fokus pada manajemen misi daripada mekanik. Kombinasi unik dari perangkat lunak dan perangkat keras otonomi ini akan membuat terbang lebih cerdas dan lebih aman,” kata Stuart Young, manager program di Kantor Teknologi Taktis DARPA.
“Dengan ALIAS, Angkatan Darat akan memiliki lebih banyak fleksibilitas operasional. Ini termasuk kemampuan untuk mengoperasikan pesawat setiap saat, siang atau malam, dengan dan tanpa pilot, dan dalam berbagai kondisi sulit, seperti lingkungan visual yang diperebutkan, padat, dan rusak.”